Meski Kasusnya Berujung Damai, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Akui Masih Was-was, Kenapa?

12 hours ago 4

Kamis, 16 Oktober 2025 - 23:00 WIB

Cimarga, VIVA – Kasus  pelaporan terhadap kepala sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria atas dugaan penamparan siswanya yang ketahuan merokok berujung damai. Orang tua siswa, ILP yakni Tri Indah Alesti mencabut laporan polisi terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Dini Fitira.

Proses pencabutan laporan ini berlangsung di SMA Negeri 1 Cimarga Kabupaten Lebak pada Kamis 16 Oktober 2025. Pertemuan dihadiri Sekda Provinsi Banten Deden Apriandi, Sekda Kabupaten Lebak, anggota DPRD Banten, PGRI Lebak serta perwakilan KPAI RI.

Dirinya mengaku lega lantaran wali murid telah memaafkannya. Namun di satu sisi dia mengaku was-was meski telah berdamai dengan pihak wali murid.

“Alhamdulillah kalau sudah memaafkan. Jujur saya masih was-was sampai saya berpikir  ke depan apa yang akan terjadi kepada diri saya,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube TvOne News, Kamis 16 Oktober 2025.

Lebih lanjut Dini juga mengungkapkan bahwa peneguran yang dilakukannya merupakan bentuk kasih sayang seorang guru terhadap murid. Dirinya menyebut bahwa tindakan kekerasan yang tidak dilakukannya secara sengaja untuk menyakit muridnya.

“Ini bentuk kasih sayang saya kepada murid itu mungkin tindakan yang berani yang dipandang orang. Menyentuh itu refleks sebenarnya,” kata dia.

Kepala sekolah SMAN 1 Cimarga ini juga mengaku masih ada rasa ketakutan akan kembali dilaporkan ke pihak berwajib atas tindakannya. Sambil menahan tangis dirinya juga meminta perlindungan dari pihak berwajib.

” Saya memohon saya juga ingin dilindungi jujur saya was-was, saya takut atas perbuatan saya. Apalagi saya nanti takut dilaporkan. Ini kekhawatiran saya, itu,” kata dia.

Menyusul dengan insiden tersebut, Dini Fitria juga mengungkap pentingnya pelatihan untuk pengajar. Pelatihan ini terkait dengan pemahaman atau batasan-batasan dalam bertindak sebagai guru.

”Intinya kami perlu coaching, dan perlu pemahaman kepada para pendidik bahwa ada batasan-batasan itu dimana karena kami semua tidak mungkin seorang guru seorang pendidik membunuh karakter mental peserta didiknya yang ada suatu hari kamu akan jadi orang sukses,” kata dia.

Sementara itu, dan Tri Indah Alesti orang tua dari ILP berjanji akan memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anaknya agar menjadi lebih baik. Di sisi lain, diakui Tri Indah Alesti saat ini dirinya fokus untuk proses pemulihan mental anaknya.

Halaman Selanjutnya

”Saya akan membuat dia lebih baik lagi terima kasih kita berujung damai. Pemulihan mental kita sama-sama. Minta doanya aja,” kata dia.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |