Metode Versi PPP, IMF Proyeksikan RI Bisa di Peringkat 7 PDB Terbesar Dunia di 2025

22 hours ago 4

Jumat, 18 April 2025 - 19:16 WIB

Jakarta, VIVA — Ada kabar baik dari Dana Moneter Internasional (IMF). Menurut proyeksi terbaru IMF, RI bisa berada di peringkat ke-7 dunia negara-negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia untuk 2025.

“PPP mencerminkan realitas ekonomi lokal,” demikian menurut IMF dalam laporan World Economic Outlook (WEO) April 2025 dikutip di Jakarta dari Antara, pada Jumat, 18 April 2025.

Dari laporan IMF, RI mengukuhkan posisinya di atas negara-negara maju seperti Prancis dan Inggris. Hal itu berdasarkan data yang diolah dari website IMF soal peringkat terbaru negara-negara dengan PDB terbesar di dunia untuk 2025. Data IMF itu berdasarkan metode Purchasing Power Parity (PPP). 

Dengan PDB PPP mencapai 4,98 triliun dolar AS, RI jadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di kawasan ASEAN. RI juga dianggap sebagai satu motor pertumbuhan ekonomi global.

Menurut IMF, penggunaan PPP penting untuk melihat potensi pasar domestik, khususnya dalam konteks investasi dan kebijakan pembangunan.

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi RI dinilai stabil. Lalu, didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, reformasi struktural, dan percepatan transformasi digital bakal jadi faktor utama pendorong peningkatan daya beli nasional.

Adapun metode PPP dipakai IMF untuk membandingkan output ekonomi antarnegara dengan memperhitungkan perbedaan tingkat harga. Dengan kata lain, PPP mengukur seberapa banyak barang dan jasa yang dapat dibeli oleh satu unit mata uang di masing-masing negara.

Lalu, memberikan gambaran yang lebih realistis tentang daya beli masyarakat dan ukuran ekonomi domestik.

Berikut peringkat GDP terbesar 2025 berdasarkan PPP:

1.    Tiongkok – USD 39,44 triliun
2.    Amerika Serikat – USD 30,34 triliun
3.    India – USD 17,36 triliun
4.    Rusia – USD 7,13 triliun
5.    Jepang – USD 6,77 triliun
6.    Jerman – USD 6,17 triliun
7.    Indonesia – USD 4,98 triliun
8.    Brasil – USD 4,89 triliun
9.    Prancis – USD 4,49 triliun
10.    Inggris – USD 4,42 triliun

Dibandingkan metode nominal, GDP versi PPP dinilai lebih akurat dalam menggambarkan kekuatan ekonomi riil sebuah negara, khususnya negara berkembang. 

Metode GDP memperhitungkan selisih harga antarnegara. Sebagai contoh, harga makanan atau jasa di Jakarta tentu jauh lebih murah dibandingkan di New York.

Dengan demikian, nilai mata uang rupiah secara domestik memiliki daya beli yang lebih tinggi.

Dominasi Asia, Ketimpangan Global

Dari data IMF, bisa dilihat dominannya negara-negara Asia dalam daftar 10 besar ekonomi dunia versi PPP. Selain Tiongkok, India, dan RI, Jepang juga tetap bertahan di posisi lima besar.

Data itu mencerminkan pergeseran geopolitik dan ekonomi global ke arah Timur.

Namun, dominasi ini juga menyoroti ketimpangan struktural. Negara-negara seperti Nigeria, Pakistan, atau Bangladesh yang memiliki populasi besar tapi masih belum masuk dalam daftar. Meskipun negara-negara itu punya potensi GDP PPP yang besar di masa depan.

Dengan mempertahankan posisi ke-7 dunia versi PPP, RI menunjukkan resiliensi dan potensi jangka panjang sebagai kekuatan ekonomi baru. 

Namun, angka ini juga menjadi pengingat penting bagi pembuat kebijakan untuk terus memperkuat fondasi ekonomi domestik. Dengan demikian, pertumbuhan tersebut tidak hanya besar secara statistik, tetapi juga inklusif dan berkelanjutan. (Ant)

Halaman Selanjutnya

Adapun metode PPP dipakai IMF untuk membandingkan output ekonomi antarnegara dengan memperhitungkan perbedaan tingkat harga. Dengan kata lain, PPP mengukur seberapa banyak barang dan jasa yang dapat dibeli oleh satu unit mata uang di masing-masing negara.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |