Bima, VIVA – Seorang pasien asal Kelurahan Tanjung, Kota Bima, NTB, mengalami keguguran lantaran tidak ada satu pun dokter kandungan yang ditemui di Puskesmas dan rumah sakit saat momen libur lebaran.
Pasien berinisial A (40 tahun) mengalami pendarahan usai kehamilannya menginjak dua bulan. Awalnya, pada Rabu 2 April 2024 malam, A mengalami sakit di perut bagian bawah. Sesaat kemudian, bercak darah keluar saat buang air seni.
Ditemani suami Pasien, Haris, A dilarikan ke IGD Puskemas Paruga Kelurahan Dara Kota Bima Pukul 23.00 Wita. Hasil pemeriksaan petugas jaga, pasien alami pendarahan ringan.
Pasien hanya ditangani dua perawat jaga IGD. Dokter umum hanya melakukan pemeriksaan luar, tanpa berani memberikan tindakan.
"Untuk bisa dapat tindakan, harus dilakukan USG. Tapi petugas masih libur. Kami diminta datang lagi tanggal 8 April," ujar Haris menirukan keterangan perawat.
Pihak Puskesmas tidak berani merekomendasikan obat, karena obat harus dari rekomendasi dokter kandungan.
"Setidaknya kami bisa dapat kepastian kalau dilarikan ke RSUD Kota, ada dokter kandungan," ungkapnya.
Tapi kabar yang didapat, dokter kandungan sedang cuti. Informasi diterima, ada empat dokter kandungan yang bertugas di Kota Bima. Namun semuanya izin. Mulai dari izin cuti, izin sakit, hingga izin ibadah keagamaan.
Puncaknya Jumat 4 April 2025 sekitar Pukul 01.10 Wita, A mengalami pendarahan, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Akhirnya A dilarikan ke RS Kota Bima, dengan harapan dapat penanganan lebih lanjut.
"Sesuai perkiraan sebelumnya, petugas piket bilang, enggak ada dokter kandungan. Akhirnya ditangani petugas medis yang siaga," katanya.
Begitu mendapat penanganan medis, didapati gumpalan daging keluar bersamaan dengan pendarahan pasien.
Menurut petugas medis, gumpalan daging berair itu adalah janin yang sel-selnya tidak aktif lagi.
"Istri saya dinyatakan keguguran," katanya.
Petugas medis RSUD Kota Bima menyarankan untuk USG ke dokter kandungan yang diperkirakan akan masuk Jumat sore. Tujuannya untuk memastikan tindakan lanjutan untuk mencegah terjadi pendarahan.
Atas kejadian ini, Haris mengaku tidak menyalahkan pihak mana pun. Dokter kandungan yang terbatas, harus ada solusi dari pihak Rumah Sakit maupun Pemkot Bima.
"Kejadian ini jangan sampai terulang. Jangan ada lagi ibu ibu hamil lainnya jadi korban karena dokter libur, sakit dan cuti. Pelayanan medis yang maksimal adalah hak dasar," harapnya.
Ilustrasi janin dalam kandungan.
Hanya Dua Dokter
Sementara itu, Direktur RSUD Kota Bima dr Fathurrahman membenarkan rumah sakit tersebut kekurangan dokter spesialis. Khusus untuk dokter spesialis kandungan hanya ada dua dokter.
“Di RSUD Kota ada dua dokter kandungan. Satu PNS Kota Bima dan satu kontrak dari RSUD Bima. Memang spesialis masih kurang,” kata dia.
Dia mengatakan pasien sebelumnya ditangani Puskesmas dan baru malam kemarin datang ke RSUD Kota Bima.
“Pasien sebelumnya datang dan ditanganin di Puskesmas dan semalam baru datang ke RSUD Kota Bima. Untuk layanan IGD dan ruang bersalin, IGD biasanya tetap buka di RS dan dokter jaga selalu standby 24 jam,” ujarnya.
Dia mengatakan dokter spesialis yang ditemui di RS Kota Bima menerima konsul dan meminta dirujuk ke RS lainnya yang menyediakan dokter.
“Dokter spesialis tetap menerima konsul untuk tindakan selanjutnya untuk dirujuk ke RSUD Bima atau Dompu atau RS lain sesuai prosedur. Dokter spesialis biasanya sudah saling koordinasi sebelum mereka cuti untuk menjaga tetap tersedianya pelayanan di Bima selama libur,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan akan melakukan kroscek di Dikes setempat dan RS setempat.
Sebagai informasi, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Bima baru-baru ini. Ibu hamil bernama Nuraida, (23), warga Desa Ncera, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima terpaksa dirujuk ke Sumbawa yang jaraknya 250 kilometer akibat dokter kanduangan di Bima kompak cuti bersama. Dia harus menempuh waktu 5 jam 30 menit menggunakan kendaraan darat untuk sampai ke RS di Sumbawa.
Pengalaman traumatis itu diunggahnya melalui media sosial. “Saya barusan keliling ke semua RS yang ada di Kota Bima (baik via telepon maupun mendatanginya secara langsung) semua jawabannya sama. Lembo ade (sabar) pak, dokter spesialis kandungan sedang cuti,” kata Zakiyah dalam unggahannya.
Dia mengungkapkan kekesalannya karena jumlah dokter spesialis kandungan yang ada di seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta di Bima sangat terbatas.
“Atau kalau stoknya lebih dari satu orang, lalu kenapa tidak diatur waktu cutinya sehingga paling tidak ada yang harus disiagakan untuk mengantipasi kondisi pasien gawat dan darurat,” ujarnya.
Pihak Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Bima memberikan klarifikasi. Direktur RSUD Bima drg. Ihsan, mengaku pada saat kejadian, beberapa dokter kandungan tidak dapat hadir karena alasan tertentu.
“dr. I Gusti Nyoman Tri Sulaksana, Sp.OG (K) sedang merayakan Hari Raya Nyepi, sementara dr. Anna Sofyana, M.Kes., Sp.OG sedang mengikuti kegiatan pendidikan atau sekolah untuk pengembangan kompetensinya,” ujarnya.
Dia mengatakan akan berupaya meningkatkan pelayanan medis agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Halaman Selanjutnya
Tapi kabar yang didapat, dokter kandungan sedang cuti. Informasi diterima, ada empat dokter kandungan yang bertugas di Kota Bima. Namun semuanya izin. Mulai dari izin cuti, izin sakit, hingga izin ibadah keagamaan.