Mr P Panjang atau Tebal, Mana yang Lebih Bantu Pasangan Raih Orgasme? Dokter Beri Penjelasan

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pasangan bertanya-tanya, mana sebenarnya yang lebih berpengaruh terhadap kepuasan seksual perempuan: panjang atau ketebalan penis? Sexual health specialist dokter Dimas Tri Prasetyo SpU mengungkapkan bahwa ketebalan penis justru memiliki peran yang lebih besar dalam membantu wanita mencapai orgasme.

"Lebih penting mana? Yang tebal atau yang panjang? Jawabannya: yang tebal,” ujar Dimas saat peluncuran Elysium Clinic di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa, 9 Desember 2025.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan hal ini terkait engan dengan anatomi dan letak titik sensitif pada vagina alias G-spot.

“Titik paling sensitif pada organ perempuan itu bukan yang ujung, bukan saat ‘dimentokin’. Area paling sensitif adalah G-spot,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dimas menuturkan G-spot terletak di bagian dinding anterior (atas/depan) vagina. Area ini akan lebih terstimulasi bila ada “rasa penuh” atau tekanan yang memadai yang lebih mudah dicapai oleh penis yang lebih tebal.

Panjang Pendek Bukan Masalah

Mitos lain yang sering beredar adalah kebutuhan penis yang sangat panjang. Faktanya, rata-rata kedalaman vagina berada pada kisaran 8–12 cm. Sementara itu, rata-rata penis pria Indonesia memiliki panjang lebih dari 11 cm. Karena itu, Dimas menegaskan bahwa panjang penis standar sudah mencukupi untuk menjangkau hingga bagian dalam vagina.

Dalam konteks tindakan medis tertentu, Dimas menjelaskan bahwa ukuran penis dapat bertambah, tetapi tetap dalam batas yang realistis. Prosedur meningkatkan ketebalan penis bisa dilakukan.

Prosedur tersebut bisa dilakukan sehingga bisa membuat penis bisa memiliki ketebalam hingga 4,3 cm.

"Angka ini adalah “up to”, artinya merupakan estimasi maksimal yang diberikan kepada pasien," tuturnya.

Namun, sebelum tindakan, Dimas mengatakan bahwa penting bagi seorang tenaga medis untuk memberikan ekspektasi yang realistis. Menurutnya, menjaga ekspektasi pasien sangat penting agar proses medis tetap aman dan etis.

“Ekspektasi harus realistis. Kalau pasien meminta lebih dari itu, saya tidak bisa melakukannya. Kami tidak menjual janji,” tegasnya.

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |