Pentingnya Deteksi Dini Masalah Pendengaran pada Bayi, Jangan Sampai Tuli Sejak Lahir Tak Terdeteksi

3 hours ago 1

Senin, 24 Februari 2025 - 16:18 WIB

Jakarta, VIVA – Masalah pendengaran secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Gangguan pendengaran tidak hanya menghambat kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, tetapi juga dapat menyebabkan perasaan isolasi sosial dan kesepian. 

Kesulitan dalam memahami percakapan, terutama di lingkungan yang bising, sering kali membuat penderitanya merasa frustasi dan cemas. Selain itu, gangguan pendengaran dapat berdampak negatif pada kinerja kerja dan akademik, serta mengurangi partisipasi dalam aktivitas sosial. Semua faktor ini berkontribusi pada penurunan kesejahteraan emosional dan mental, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Sayangnya, masalah pendengaran ini sering kali luput sejak dini. Padahal, anak yang masih bayi harus segera diketahui apakah memiliki masalah pendengaran atau tidak karena dampaknya akan terasa sampai bayi tersebut dewasa.

"Orang tua itu kalau kesehatan pendengaran memang kadang-kadang tidak terdeteksi, luput, karena mungkin yang dipentingkan adalah pertumbuhan dan perkembangan," kata Ketua IDAI Jaya, Prof. Dr. dr. Rismala Dewi, SpA(K), dalam acara Puncak Peringatan World Hearing Day bersama Perhati DKI Jakarta, di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, Minggu 23 Februari 2025. 

Masalah pendengaran pada anak yang dibiarkan dan tidak segera terdeteksi dapat menyebabkan keterlambatan bicara karena anak mengalami kesulitan dalam mendengar dan meniru suara di sekitarnya. Pada masa perkembangan awal, anak belajar berbicara dengan cara mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan lingkungannya. Jika kemampuan mendengar terganggu, anak akan kesulitan memahami bunyi dan intonasi, sehingga berdampak pada kemampuan mereka untuk mengucapkan kata dengan benar. 

Selain itu, gangguan pendengaran juga dapat menghambat perkembangan kosakata dan kemampuan memahami bahasa. Akibatnya, anak mungkin menunjukkan keterlambatan dalam berbicara, merangkai kalimat, dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

"Nah sering memang luput kalau kita lihat ada masalah, terutama misalnya keterlambatan perkembangan bicara. Kalau bicara bisa salah satunya berhubungan dengan pendengaran karena dia tidak bisa bicara bukan karena apa-apa, karena memang dia tidak mendengar. Sehingga bicaranya terlambat," jelasnya. 

Screening masalah pendengaran sangat penting dilakukan pada mereka yang berpotensi tinggi mengalaminya. Seperti bayi prematur dan bayi yang lahir dari ibu dengan riwayat infeksi selama kehamilan. 

Bayi prematur berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran karena organ pendengaran mereka belum sepenuhnya berkembang saat lahir. Selain itu, perawatan intensif yang melibatkan penggunaan alat bantu napas atau obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi fungsi pendengaran mereka. 

Sementara itu, ibu hamil yang mengalami infeksi seperti rubella, toksoplasmosis, atau sitomegalovirus memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan gangguan pendengaran karena infeksi tersebut dapat mempengaruhi perkembangan saraf pendengaran janin. Melakukan screening secara dini pada kelompok berisiko ini sangat penting untuk mendeteksi gangguan pendengaran sejak awal, sehingga intervensi dan perawatan dapat segera diberikan untuk mendukung perkembangan bicara dan bahasa mereka.

"Jadi memang untuk bayi-bayi terutama yang resikonya tinggi harus di-screening, kemudian itu ya yang perlu diawasi, terus mengawasi juga bagaimana perkembangannya, terutama misalnya bicara yang biasanya berhubungan dengan gangguan pendengaran," kata Prof. Rismala.

Halaman Selanjutnya

"Nah sering memang luput kalau kita lihat ada masalah, terutama misalnya keterlambatan perkembangan bicara. Kalau bicara bisa salah satunya berhubungan dengan pendengaran karena dia tidak bisa bicara bukan karena apa-apa, karena memang dia tidak mendengar. Sehingga bicaranya terlambat," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |