Senin, 7 Juli 2025 - 21:50 WIB
VIVA – Liga Indonesia memasuki babak baru. PT Liga Indonesia Baru (LIB) resmi melakukan rebranding besar-besaran usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel The Langham, Jakarta Selatan, pada Senin 7 Juli 2025.
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengumumkan bahwa mulai musim 2025/2026, nama PT LIB berganti menjadi I League. Tak hanya itu, dua kasta tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia pun ikut mengalami perubahan identitas.
“Yang tidak kalah penting, mulai musim ini, kami melakukan rebranding terhadap PT LIB,” kata Ferry kepada awak media.
“Nama PT LIB menjadi I League. Sedangkan Liga 1 menjelma sebagai BRI Super League dan Liga 2 berubah menjadi Pegadaian Championship,” sambung pria yang akrab disapa FP tersebut.
Branding Baru, Wajah Baru
Ferry menjelaskan, perubahan ini merupakan hasil diskusi panjang antara operator liga dan sejumlah klub peserta. Tujuannya jelas: memperkuat citra kompetisi profesional Indonesia di level nasional maupun internasional.
“Memang hasil dari komunikasi dengan beberapa klub, kami ingin memiliki branding yang kuat. Kalau PT LIB kurang strong,” ungkap Ferry.
“Kami inginnya tidak berubah-ubah lagi. I League, yang artinya Indonesia League,” imbuh mantan Direktur Persija Jakarta itu.
Sesuai keputusan RUPS, nama “Super League” akan menjadi label tetap untuk kompetisi kasta tertinggi, apapun nama sponsornya. Sementara untuk Liga 2, nama “Championship” akan menjadi penanda resmi. Liga 3 tidak ikut dalam rebranding ini, dan masih mempertahankan nama Liga Nusantara, mengingat statusnya sebagai kompetisi semi-profesional.
“Entitas tetap PT LIB, tapi brand-nya adalah I-League, bukan lagi LIB,” ucap Ferry.
Aturan Pemain Asing Juga Diubah
Tak hanya soal nama, RUPS PT LIB juga menghasilkan keputusan penting terkait regulasi pemain asing. Mulai musim depan, setiap klub diperbolehkan mendaftarkan hingga 11 pemain asing, meski hanya delapan yang boleh dimainkan secara bersamaan di dalam pertandingan.
Peraturan ini mengalami perubahan dari musim sebelumnya, di mana klub hanya bisa mendaftarkan delapan pemain asing dan maksimal enam dimainkan secara bersamaan.
“Musim depan pemain asing adalah delapan yang main. Di DSP (Daftar Susunan Pemain) juga hanya boleh delapan. Tapi klub bisa mendaftarkan menjadi 11. Intinya, regulasi ini mudah-mudahan tidak bergeser lagi,” tutur Ferry.
Dengan wajah dan nama baru, kompetisi sepakbola nasional diharapkan semakin profesional dan menarik perhatian lebih luas, baik dari sisi bisnis maupun kualitas permainan di lapangan hijau.
Halaman Selanjutnya
Sesuai keputusan RUPS, nama “Super League” akan menjadi label tetap untuk kompetisi kasta tertinggi, apapun nama sponsornya. Sementara untuk Liga 2, nama “Championship” akan menjadi penanda resmi. Liga 3 tidak ikut dalam rebranding ini, dan masih mempertahankan nama Liga Nusantara, mengingat statusnya sebagai kompetisi semi-profesional.