Prancis Akan Akui Negara Palestina, Menteri Israel: Ini Seperti Hadiah Bagi Terorisme

1 week ago 6

Kamis, 10 April 2025 - 19:46 WIB

Tel Aviv, VIVA – Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengecam pengumuman Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Paris dapat mengakui negara Palestina paling lambat bulan Juni.

Saar menyebut tindakan Prancis akan menjadi 'hadiah bagi terorisme'.

"Pengakuan sepihak terhadap negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, dalam kenyataan yang kita semua tahu, akan menjadi hadiah bagi teror dan dorongan bagi Hamas," kata Saar pada Rabu malam, 9 April 2025.

"Tindakan semacam ini tidak akan mendekatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan kita, tetapi sebaliknya: tindakan tersebut hanya akan semakin menjauhkan mereka," tambahnya, dikutip dari Alarabiya, Kamis 10 April 2025.

bendera Palestina

Photo :

  • Brahim Guedich/Wikimedia

Diketahui, hampir 150 negara mengakui negara Palestina. Pada bulan Mei 2024, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengumumkan pengakuan, diikuti oleh Slovenia pada bulan Juni.

Langkah-langkah itu sebagian didorong oleh kecaman atas pemboman Israel di Gaza.

Namun, Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang juga telah lama ditentang Amerika Serikat (AS), tetapi para pendukungnya melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke kawasan tersebut.

Pada hari Rabu, Macron mengatakan Prancis berencana untuk mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan dan dapat melakukan langkah tersebut pada konferensi PBB di New York pada bulan Juni.

"Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," ujar Macron.

Langkah tersebut juga akan menjadikan Prancis sebagai anggota tetap pertama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang mengakui negara Palestina.

"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kita dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama ini oleh beberapa pihak," paparnya.

"Saya akan melakukannya karena saya percaya bahwa pada suatu saat itu akan benar dan karena saya juga ingin berpartisipasi dalam dinamika kolektif, yang juga harus memungkinkan semua orang yang membela Palestina untuk mengakui Israel pada gilirannya, yang banyak dari mereka tidak melakukannya," tambahnya.

Pengakuan tersebut akan memungkinkan Prancis untuk bersikap tegas dalam perjuangan melawan mereka yang menolak hak Israel untuk eksis, seperti halnya Iran dan untuk berkomitmen pada keamanan kolektif di kawasan tersebut.

Prancis telah lama memperjuangkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, termasuk setelah serangan 7 Oktober 2023.

Namun, pengakuan resmi Paris atas negara Palestina akan menandai perubahan kebijakan besar dan berisiko membuat Israel marah.

Halaman Selanjutnya

Namun, Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang juga telah lama ditentang Amerika Serikat (AS), tetapi para pendukungnya melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke kawasan tersebut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |