Surabaya, VIVA – Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya dalam memperbaiki sistem birokrasi di Indonesia.
Dalam pidatonya saat menghadiri Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Prabowo menyoroti adanya oknum dalam birokrasi yang merasa kebal hukum dan bertindak seperti "raja kecil".
"Ada, ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi, dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil," ujar Prabowo di Jatim International Expo, Surabaya, Senin, 10 Februari 2025 dikutip YouTube Sekretariat Presiden.
Pernyataan ini menarik perhatian publik, mengingat Prabowo tengah memimpin pemerintahan untuk periode 2024-2029. Ia menegaskan bahwa dirinya ingin menghemat anggaran negara agar dapat dialokasikan langsung untuk kepentingan rakyat, termasuk perbaikan sekolah-sekolah di Indonesia.
"Saya mau menghemat uang. Uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan, untuk anak-anak rakyat. Saya ingin memperbaiki semua sekolah Indonesia. Kita punya 330.000 sekolah," katanya.
Prabowo pun menyoroti keterbatasan anggaran dalam memperbaiki sekolah-sekolah yang ada. Menurutnya, dana yang tersedia saat ini hanya mampu memperbaiki sekitar 20.000 sekolah dari total 330.000 sekolah yang perlu direnovasi.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa efisiensi anggaran harus dilakukan, termasuk dengan mengurangi perjalanan dinas ke luar negeri.
"Berapa tahun kita mau selesaikan 330.000 sekolah? Karena itu, perjalanan dinas, perjalanan ke luar negeri dikurangi," tambahnya.
Di akhir pidatonya, Prabowo memberikan peringatan kepada pihak-pihak yang menentang kebijakannya. Ia menegaskan bahwa mereka yang berani melawan dirinya juga harus berhadapan dengan dukungan besar dari rakyat, khususnya para emak-emak.
"Kau boleh melawan Prabowo, tapi nanti kau lawan emak-emak itu semua!" tegasnya yang disambut sorakan hadirin.
Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah tegas dalam memastikan anggaran negara digunakan secara efisien dan tepat sasaran.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang diterbitkan pada 22 Januari 2025, Prabowo mengarahkan penghematan belanja negara sebesar Rp306,69 triliun untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.
Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menekan pengeluaran, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap dana yang dikeluarkan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Efisiensi ini mencakup berbagai sektor, mulai dari pengurangan perjalanan dinas hingga pembatasan belanja honorarium.
Target penghematan Rp306,69 triliun mencakup Rp256,1 triliun dari anggaran kementerian/lembaga, sementara Rp50,59 triliun berasal dari transfer ke daerah.
Halaman Selanjutnya
"Kau boleh melawan Prabowo, tapi nanti kau lawan emak-emak itu semua!" tegasnya yang disambut sorakan hadirin.