Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.628 per Senin, 27 Oktober 2025. Posisi rupiah itu menguat 2 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.630 pada perdagangan Jumat, 24 Oktober 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Selasa, 28 Oktober 2025 hingga pukul 09.12 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.618 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 3 poin atau 0,02 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.621 per dollar AS.
Ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tumbuh 4,9 persen dibanding kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen secara year-on-year (yoy). Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat itu lebih dipengaruhi dari sisi domestik, tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen pada September 2025 yang tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya.
Peristiwa yang sempat terjadi pada akhir Agustus 2025 juga berdampak terhadap kepercayaan konsumen dalam negeri. Meski tidak memerinci peristiwa yang dimaksud, sedangkan kinerja ekspor pada kuartal III-2025 masih cukup kencang.
Sedangkan, untuk kuartal IV-2025, pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat dibanding kuartal III-2025. Selain karena faktor musiman, yakni belanja pemerintah yang lebih kencang di kuartal tersebut, pemerintah juga menyalurkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam paket stimulus ekonomi.
Dalam tahun 2025 ekonomi nasional diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5 persen. Dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih tahun depan diatas 5 persen, melihat kondisi global yang terus membaik seperti perang dagang dan sentimen geopolitik di eropa antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi alias OECD, mengerek proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,9 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi Juni 2025 yang hanya 4,7 persen.
Kenaikan proyeksi OECD itu dipicu oleh langkah BI yang mulai mengambil kebijakan pro pertumbuhan, dengan melonggarkan kebijakan moneter serta kinerja investasi yang terus terakselerasi.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.620 - Rp 16.650," ujarnya.
Dukung Pemerintah Wujudkan Hunian Inklusif, bank bjb Komitmen Perluas Akses Pembiayaan Rumah Rakyat
Bank bjb terus mempertegas perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan akses perumahan yang layak bagi masyarakat.
VIVA.co.id
28 Oktober 2025

4 weeks ago
9









