Sindir Israel soal Gencatan Senjata, Hamas: Penjajah Gagal Memenuhi Kewajibannya

2 hours ago 1

Rabu, 12 Februari 2025 - 11:01 WIB

Istanbul, VIVA - Hamas menegaskan komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Israel. Hamas menyindir Tel Aviv yang gagal memenuhi kewajibannya dan bertanggung jawab atas setiap kendala atau keterlambatan yang terjadi.

Dalam pernyataan yang dipublikasikan di Telegram, Hamas juga mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengusulkan pemindahan rakyat Palestina dari Jalur Gaza.

Dikutip dari laporan Anadolu, Rabu, 12 Februari 2025, Hamas menyinggung pernyataan Trump sebagai tindakan rasis dan 'undangan' untuk pembersihan etnis yang bertujuan menghapus perjuangan Palestina.

Trump berulang kali mengusulkan agar warga Palestina di Gaza direlokasi ke negara-negara Arab di kawasan seperti Mesir dan Yordania. 

Namun, gagasan itu ditolak baik oleh negara-negara Arab maupun para pemimpin Palestina.

Hamas menyampaikan rencana Trump untuk mengusir rakyat Palestina dari Gaza tak akan berhasil. Sebab, akan mendapat pertentangan dari rakyat Palestina, dunia Arab, serta negara-negara Islam lainnya. 
"Semua skema pemindahan paksa akan gagal," demikian pernyataan Hamas.

Hamas menyampaikan pihaknya tetap berpegang terhadap kesepakatan gencatan senjata selama Israel melakukan hal  sama. Hamas mengatakan perjanjian itu sudah dinegosiasikan serta dijamin oleh Mesir, Qatar, dan AS dengan pengawasan internasional.

Hamas membebaskan 3 sandera Israel

Hamas menyindir Israel sebagai penjajah yang gagal memenuhi kewajibannya.

"Penjajah (Israel) adalah pihak yang telah gagal memenuhi kewajibannya, dan mereka bertanggung jawab penuh atas segala keterlambatan atau kendala yang terjadi," lanjut pernyataan Hamas.

Sebelumnya, pada Senin, Trump juga sesumbar kekacauan besar akan terjadi jika semua tawanan Israel di Gaza tak dibebaskan sebelum Sabtu pukul 12:00 siang atau pukul 17:00 WIB.

Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingati Hamas usai menggelar rapat Kabinet Keamanan selama empat jam pada Selasa.

Netanyahu menyampaikan telah memerintahkan militer untuk dikerahkan pasukan di dalam dan sekitar Gaza.

"Penempatan itu sedang berlangsung dan akan diselesaikan secepat mungkin," kata Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Netanyahu bilang jika Hamas tak membebaskan para tawanan sebelum Sabtu siang, maka gencatan senjata akan berakhir. Dengan demikian, militer Israel akan kembali melanjutkan serangan dengan kekuatan penuh.

Meski Netanyahu tak menyebut jumlah tawanan yang ia harapkan untuk dibebaskan, Radio Militer Israel mengutip dari pejabat yang tidak disebutkan namanya pada Selasa. Laporan Radio itu melaporkan jika Hamas membebaskan tiga tawanan pada Sabtu, maka tahap pertama kesepakatan akan berlanjut.

Pada Senin, Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan pembebasan tawanan Israel yang dijadwalkan pada Sabtu ditunda tanpa batas waktu. Alasannya karena pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.

Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas-Israel yang direncanakan tiga tahap sudah berlangsung di Gaza sejak 19 Januari. Proses gencatan senjata itu menghentikan perang Israel yang menewaskan lebih dari 48.200 orang dan menghancurkan wilayah tersebut.

Dalam tahap pertama gencatan senjata yang berlangsung hingga awal Maret, sebanyak 33 tawanan Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran tahanan Israel-Hamas yang keenam dijadwalkan berlangsung pekan ini. (Ant)

Halaman Selanjutnya

Source : AP

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |