Selasa, 4 Maret 2025 - 09:20 WIB
VIVA – Perdebatan hebat antara Donald Trump dan Volodymyr Zelensky membuat geger dunia. Presiden Ukraina dengan berani menolak upaya Trump untuk menghentikan perang dengan Rusia.
Adu mulut antara Presiden AS dan wakilnya, JD Vance, terjadi saat Zelensky bertandang ke Ruang Oval di Gedung Putih, Washington DC, 28 Februari 2025.
Trump geram dengan sikap keras kepala Zelensky yang menuding Amerika lebih condong membela Rusia. Selain itu, Presiden AS ke-47 itu juga menganggap Zelensky tidak menghormati negaranya.
Sementara itu, Vance menyebut tindakan Zelensky tidak sopan dan terlalu berani menyatakan desakan saat datang ke Gedung Putih. Secara langsung Vance menyatakan Zelensky tidak tahu berterima kasih.
VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU)
Photo :
- AFP/Anatolii Stepanov
Sikap Zelensky terhadap AS tak lepas dari tidak dilibatkannya Ukraina dalam perundingan damai dengan Rusia, yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, 17 Februari 2025.
Akibat ulah Zelensky, Trump dikabarkan sudah mengambil keputusan untuk menghentikan bantuan militer ke Kiev. Bantuan militer Amerika Serikat akan kembali berjalan jika Zelensky menunjukkan dukungannya terhadap proses perdamaian.
Di sisi lain, sejumlah anggota militer Ukraina justru kesal dengan sikap Trump. Seorang komandan batalyon Garda Nasional Ukraina, Petro Kuzyk menyebut jika Presiden AS itu mencoba memeras negaranya dan menghina rakyat Ukraina.
"Janji-janji pra-pemilu presiden Amerika hanyalah populisme. Kenyataannya, menyadari ketidakmampuan untuk memengaruhi Moskow. Sementara pada saat yang sama mencoba memeras (Zelensky) dengan cara yang sangat kasar," ujar Kuzyk.
VIVA Militer: Petro Kuzyk, Komandan Batalyon Garda Nasional Ukraina
Photo :
- Interregional Academy of Personnel Management
"Anda mungkin memiliki sikap berbeda terhadap Zelensky, tetapi pada pertemuan itu dia adalah presiden Ukraina yang sedang berperang dan mereka menghina warga Ukraina," katanya dilansir VIVA Militer dari The Kyiv Independent.
Hampir senada, seorang penembak runduk militer Ukraina dengan sandi panggil Bart, memandang jika Trump bersama Amerika secara terbuka justru menunjukkan dukungannya terhadap rezim Vladimir Putin.
"Saya dan semua rekan saya mendukung Zelensky. Saya akan melakukan hal yang sama jika saya jadi dia, saya sangat kecewa dengan Trump dan Amerika Serikat," ucap Bart.
"Biarkan dia (Trump) secara terbuka menyatakan dukungannya untuk Putin dan menjatuhkan beberapa sanksi kepada kami atau apa pun yang dia inginkan. Persetan dengan dia, dan JD Vance dan (Elon) Musk," katanya.
Halaman Selanjutnya
Di sisi lain, sejumlah anggota militer Ukraina justru kesal dengan sikap Trump. Seorang komandan batalyon Garda Nasional Ukraina, Petro Kuzyk menyebut jika Presiden AS itu mencoba memeras negaranya dan menghina rakyat Ukraina.