Soal Keputusan Trump Menunda Sementara Tarif Impor, Menkeu AS: Sudah Direncanakan

1 week ago 7

Jumat, 11 April 2025 - 17:04 WIB

Amerika Serikat, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara tiba-tiba mendeklarasikan penundaan sementara tarif timbal balik selama 90 hari ke depan.

Faktanya, keputusan Trump yang terkesan mendadak justru disebut-sebut merupakan bagian dari rencana. Penghentian sementara tersebut menyebabkan saham melonjak membalikan kerugian imbas pungutan impor tetap berada pada level tertinggi sejak tahun 1930-an.

Pada Rabu, 9 April 2025, pasar saham di AS, Eropa dan Asia kompak rebound yang mencerminkan respon positif investor terhadap penundaan bea masuk oleh Trump.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan menunda pemberlakuan pajak impor selama 90 hari merupakan rencana sejak awal. Tujuannya guna membawa negara-negara terdampak ke meja perundingan untuk bernegosiasi dengan AS. 

Meskipun bersikukuh bahwa kebijakan tersebut tidak akan pernah berubah. Bendahara negara Paman Sam menuturkan, regulasi harus fleksibel.

Presiden AS Donald Trump usai menandatangani perintah eksekutif, Rabu, 9/4

Dikutip dari The Guardian pada Jumat, 11 April 2025, perubahan sikap Trump menarik kembali regulasinya dipicu lonjakan utang AS. Utang AS yang diperdagangkan di pasar utang internasional berupa obligasi (US Bonds) mengalami peningkatan sehingga menyebabkan imbal hasil alias suku bunga meningkat pesat.

Jumlah utang AS diprediksi mencapai 120 persen dari pendapatan nasional. Persentase tersebut menjadi salah satu negara dengan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi di dunia. 

Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF), PDB AS pada tahun 2024 mencapai sekitar US$ 28,78 triliun setara Rp 483,9 ribu triliun atau meningkat 2,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika persentase utang mencapai sebesar 120 persen maka total utang AS sekitar Rp 1,06 juta triliun.

Beberapa pejabat Gedung Putih disebut-sebut ketar-ketir karena meningkatnya pembiayaan utang. Senator Republik serta gubernur negara bagian juga menyuarakan kekhawatiran yang sama. 

Pemerintah AS juga dihadapkan pada tuduhan bahwa taktik Trump merupakan bentuk manipulasi pasar. Pasalnya, orang nomor satu AS itu membagikan tulisan di akun media sosialnya, Truth Social, bahwa akan terjadi lonjakan pasar. 

"Waktu yang tepat untuk membeli," tulis Trump.

Sementara itu, Senator Demokrat Adam Schiff meminta penyelidikan buntut perubahan kebijakan yang terus-berubah-ubah. Menurutnya, hal ini memberikan peluang adanya permainan perdagangan oleh 'orang dalam'.

Schiff mengatakan, ingin tahu siapa saja orang-orang dibalik pemerintahan yang mengetahui tentang perubahan tarif terbaru tersebut. Ia menilai oknum-oknum tersebut memperoleh keuntungan dari pengetahuan lanjutan tentang rencana presiden. Namun, belum ada bukti kuat yang menunjukkan hal ini.

Halaman Selanjutnya

Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF), PDB AS pada tahun 2024 mencapai sekitar US$ 28,78 triliun setara Rp 483,9 ribu triliun atau meningkat 2,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika persentase utang mencapai sebesar 120 persen maka total utang AS sekitar Rp 1,06 juta triliun.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |