Soal Perang Dagang AS-China, Prabowo: RI Ingin Jadi Jembatan

1 week ago 8

Sabtu, 12 April 2025 - 09:20 WIB

Antalya, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto angkat bicara soal perang tarif impor yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Prabowo berharap, kedua negara itu bisa mencapai sebuah kesepakatan.

"Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap," kata Prabowo kepada wartawan di Antalya, Turkiye, Jumat, 11 April 2025.

Prabowo menegaskan, Indonesia tidak dalam posisi memihak siapapun dalam perang dagang tersebut. Prabowo menjelaskan, Indonesia berteman baik dengan Amerika Serikat maupun China.

"Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan," tutur dia.

Presiden RI Prabowo Subianto usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum (ADF) di Antalya, Turkiye (sumber foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Photo :

  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Di sisi lain, dia juga menegaskan tak akan memutus hubungan kerja sama dengan China. Sebab, kata dia, China sangat dekat dengan Indonesia.

"Oh tidak mungkin, China sangat dekat dengan Indonesia," tandas Prabowo.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan jeda atau penundaan penerapan tarif kepada lebih dari 75 negara selama 90 hari atau tiga bulan, dari tenggat waktu yang semestinya berlaku pada Rabu, 9 April 2025.

Trump mengatakan bahwa penangguhan itu diberikan karena negara-negara tersebut telah menghubungi mitra mereka di AS untuk mencari solusi terkait isu-isu perdagangan, hambatan dagang, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter.

Trump juga menambahkan bahwa negara-negara tersebut tidak melakukan tindakan balasan terhadap Amerika Serikat 'dalam bentuk apa pun'. Trump menjanjikan negara-negara yang terkena tarif resiprokal akan kembali dikenakan tarif umum sebesar 10 persen.

"Saya telah mengesahkan PAUSE (penangguhan) selama 90 hari dan menetapkan tarif timbal balik yang jauh lebih rendah, sebesar 10 persen, yang juga berlaku segera," kata Trump dalam unggahan di Truth Social, Rabu, 9 April 2025.

Dalam unggahan lain, Trump kembali menekankan bahwa penangguhan pengenaan tarif tidak berlaku untuk China -- bahkan Trump 'menghukum' lebih keras dengan pengenaan tarif berlipat bagi Tiongkok.

"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan Amerika Serikat terhadap China menjadi 125 persen, berlaku segera," ujar Trump.

Halaman Selanjutnya

Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan jeda atau penundaan penerapan tarif kepada lebih dari 75 negara selama 90 hari atau tiga bulan, dari tenggat waktu yang semestinya berlaku pada Rabu, 9 April 2025.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |