Tangerang, VIVA – Hokky Caraka kembali menyita perhatian publik pada lanjutan Super League 2025/2026. Hampir mencetak gol keduanya untuk Persita Tangerang, tendangan melengkung Hokky sempat meluncur deras ke gawang Malut United.
Namun, momen indah itu harus buyar setelah wasit Dwi Wiratmono menganulir gol tersebut usai meninjau VAR. Wasit menganggap terjadi pelanggaran lebih dulu oleh bek Persita, Mario Jardel, terhadap pemain Malut United, Igor Inocencio De Oliveira.
Meski gol dianulir dan momentum seolah dirampas, Hokky Caraka menunjukkan mentalitas yang jauh lebih besar dari sekadar hasil di lapangan. Sehari berselang, melalui akun Instagramnya, @hokkycaraka_, ia membagikan tiga foto dengan caption berisi kalimat-kalimat ejekan yang selama ini kerap diterimanya sejak memulai karier sepak bola.
Mulai dari hinaan seperti “tidak bisa mencetak gol!”, “mandul!”, “bodoh!”, “tidak layak menjadi pesepak bola”, “cuma jadi penonton!”, hingga “kunci saja dia di kamar mandi!”. Namun semua itu tak pernah membuat Hokky tumbang.
“Itulah hal-hal yang sudah saya dengar sepanjang hidup saya, tetapi sekali lagi, saya tidak peduli,” tulis Hokky tegas.
Lebih lanjut, pemain Timnas Indonesia U-22 itu menegaskan bahwa sepak bola bukan sekadar profesi, melainkan kecintaan yang tak tergantikan.
“Saya akan tetap melakukannya karena sepak bola adalah keindahan dari sebuah cinta.”
Ucapan Hokky ini menyiratkan keteguhan hati dan kematangan mental yang jarang dimiliki pesepak bola seusianya. Meski baru berusia 21 tahun, Hokky sudah kenyang menghadapi cibiran netizen, baik saat membela PSS Sleman pada 2022-2025 maupun setelah memperkuat Persita.
Tak hanya di level klub, Hokky juga kerap menjadi sasaran kritik ketika membela Timnas Indonesia di beberapa kelompok usia, mulai dari U-20, U-22, hingga senior. Performanya sering dianggap kurang meyakinkan, membuatnya tak luput dari komentar pedas publik.
Namun, alih-alih tenggelam dalam tekanan, pemain asal Gunungkidul itu justru menjadikan ejekan sebagai bahan bakar semangat. Kini, ia lebih dewasa dalam menyikapi kritik, fokus membuktikan kualitas di lapangan, dan tidak larut dalam penilaian publik.
Mentalitas seperti inilah yang membuat pemain besar lahir—bukan hanya dari gol atau trofi, tapi dari ketangguhan menghadapi tekanan, kritik, dan keraguan.
Pemain Indonesia Hancurkan Klub Elite Belgia, Ragnar Oratmangoen Jadi Biang Pemecatan Pelatih Antwerp
Gol telat Ragnar Oratmangoen membuat geger Liga Belgia. FCV Dender menang dua satu atas Royal Antwerp dan menyebabkan pelatih langsung dipecat. Media raksasa HLN.
VIVA.co.id
25 November 2025

5 hours ago
2









