Transformasi Jakarta: Peran Krusial Pajak Warga dalam Pembangunan Kota

1 day ago 3

Senin, 2 Juni 2025 - 16:01 WIB

Jakarta, VIVA – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan geliat pembangunan di Ibu Kota semakin terasa menjelang ulang tahun ke-498 Jakarta yang akan diperingati pada 22 Juni 2025. Berbagai infrastruktur modern, transportasi publik yang terintegrasi, serta peningkatan layanan masyarakat menunjukkan bagaimana Jakarta terus tumbuh sebagai kota metropolitan yang inklusif dan berdaya saing.

"Di balik semua pencapaian itu, ada satu fondasi yang memegang peran vital namun seringkali luput dari perhatian: pajak daerah," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Pendapatan Bapenda Jakarta, Morris Danny dikutip dalam keterangan tertulis, Senin, 2 Juni 2025.

Selama ini, lanjutnya, pajak kerap dipandang sebagai kewajiban administratif warga negara. Padahal, pajak daerah merupakan salah satu sumber utama pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menopang sebagian besar program pembangunan.

"Melalui kebijakan yang tepat, pemerintah mampu menciptakan kesejahteraan yang lebih merata dan berkelanjutan. Pajak menjadi instrumen penting untuk membangun lingkungan ekonomi yang inklusif, menumbuhkan sektor-sektor strategis, serta mengurangi ketimpangan sosial," tuturnya.

Insentif Demi Dorong Pertumbuhan Usaha dan Manfaat untuk Warga

Kondisi Ibu Kota Jakarta saat PPKM. (Foto ilustrasi).

Tak hanya itu, ia melanjutkan, Pemprov DKI Jakarta juga menerapkan berbagai insentif pajak sebagai upaya mendorong pertumbuhan usaha, kegiatan penelitian, serta penciptaan lapangan kerja baru. Insentif tersebut, seperti pembebasan atau pengurangan tarif pajak, menjadi strategi untuk memperkuat ekonomi lokal dan menstimulasi inovasi di tengah masyarakat.

Kontribusi masyarakat dalam membayar pajak daerah langsung dikonversi menjadi program-program nyata yang menunjang kehidupan sehari-hari warga Jakarta. Beberapa di antaranya mencakup transportasi umum terintegrasi seperti MRT Jakarta dan Transjakarta, yang membantu mengurai kemacetan dan mempercepat mobilitas warga.

Selain itu, sambung Morris, adalah Program Kartu Jakarta Pintar atau KJP Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), yang memastikan akses pendidikan bagi siswa dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu.

"Peningkatan layanan kesehatan melalui pembangunan puskesmas, rumah sakit, serta infrastruktur publik lainnya. Serta, pengelolaan lingkungan dan penanggulangan banjir, termasuk revitalisasi sungai dan pembangunan waduk," jelasnya.

Program-program ini disebut tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang untuk membangun Jakarta yang lebih tangguh dan ramah generasi mendatang.

Pada tahun anggaran 2025, Pemprov DKI Jakarta menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 91,34 triliun. Dari total tersebut, Rp 81,7 triliun berasal dari Pendapatan Daerah, yang sebagian besar disumbang oleh penerimaan pajak daerah. Kemudian, sisanya berasal dari pembiayaan sebesar Rp9,6 triliun.

"Data ini mempertegas pentingnya kontribusi warga Jakarta sebagai pembayar pajak. Setiap rupiah yang disetorkan ke kas daerah memiliki peran besar dalam mewujudkan berbagai fasilitas dan pelayanan yang kini dinikmati bersama," jelasnya.

Tentu saja, lanjut Morris, manfaat pajak hanya bisa dirasakan secara maksimal jika proses pengumpulan dan penyalurannya dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pengelolaan yang efektif menjadi kunci agar setiap program pemerintah berjalan sesuai dengan sasaran dan memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

"Pemerintah pun terus berkomitmen untuk menjaga kepercayaan publik melalui keterbukaan informasi dan penggunaan anggaran yang bertanggung jawab," tuturnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pajak adalah Investasi untuk masa depan Jakarta. Ulang tahun Jakarta bukan sekadar perayaan, melainkan juga momentum untuk merefleksikan sejauh mana kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat telah membawa perubahan. 

"Di balik wajah Jakarta yang terus berkembang, ada kontribusi nyata dari warganya melalui pajak daerah. Partisipasi aktif dalam membayar pajak bukan hanya bentuk ketaatan hukum, tetapi juga wujud kepedulian terhadap kemajuan kota. Karena setiap rupiah yang dibayarkan, adalah investasi untuk Jakarta yang lebih baik—hari ini dan di masa depan," tuturnya.

Halaman Selanjutnya

Kontribusi masyarakat dalam membayar pajak daerah langsung dikonversi menjadi program-program nyata yang menunjang kehidupan sehari-hari warga Jakarta. Beberapa di antaranya mencakup transportasi umum terintegrasi seperti MRT Jakarta dan Transjakarta, yang membantu mengurai kemacetan dan mempercepat mobilitas warga.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |