Selasa, 25 November 2025 - 08:33 WIB
Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali terlibat pembicaraan serius dengan Presiden China Xi Jinping, melalui sambungan telepon pada Senin, 24 November 2025. Sejumlah isu yang kini tengah menghangat menjadi topik pembicaraan dua pemimpin negara adi kuasa tersebut.
Trump dan Xi membahas isu perdagangan, hubungan bilateral kedua negara, Ukraina hingga Taiwan. Dalam panggilan telepon mereka, Xi menekankan kembalinya Taiwan ke Tiongkok sebagai "bagian integral dari tatanan internasional pascaperang," menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
"Presiden Xi menguraikan posisi prinsip China terkait masalah Taiwan. Ia menekankan bahwa kembalinya Taiwan ke China merupakan bagian integral dari tatanan internasional pascaperang," kata Kementerian Luar Negeri China di laman resminya, Selasa, 25 November 2025.
"AS memahami betapa pentingnya masalah Taiwan bagi Tiongkok," tulis para pejabat Tiongkok.
Perundingan yang sedang berlangsung antara keduanya terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Jepang mengenai masa depan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, bekas wilayah Jepang yang dianggap Tiongkok sebagai miliknya.
Para pejabat Jepang awal bulan ini mengindikasikan bahwa setiap potensi aksi militer terhadap Taiwan akan ditanggapi dengan kekuatan dari Jepang, sebuah langkah yang menurut Tiongkok melewati "garis merah."
"Mengingat apa yang sedang terjadi, semakin penting bagi kita untuk bersama-sama menjaga kemenangan Perang Dunia II," kata para pejabat Tiongkok dalam pernyataan tersebut.
Presiden Trump menyebut Presiden Xi sebagai pemimpin yang hebat. Xi dan Trump terakhir bertemu di Busan, Korea Selatan, pada 30 Oktober 2025.
"Saya sangat menikmati pertemuan kita di Busan dan sepenuhnya setuju dengan pandangan Anda mengenai hubungan China–AS. Kami sedang menerapkan semua elemen yang telah disepakati di Busan," ujar Trump dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri China.
Presiden Xi juga mengatakan China dan AS telah mencapai banyak kesepahaman penting, termasuk mengarahkan ulang hubungan bilateral yang sangat besar dan memberikan lebih banyak momentum agar hubungan tersebut tetap bergerak stabil serta mengirimkan pesan positif ke dunia.
Sejak itu, kata Xi, hubungan China–AS secara umum tetap berada pada lintasan yang stabil dan positif, dan perkembangan ini disambut baik oleh kedua negara serta masyarakat internasional yang lebih luas.
Halaman Selanjutnya
"Apa yang telah terjadi kembali menunjukkan bahwa kerja sama China–AS menguntungkan kedua pihak. Sementara konfrontasi merugikan keduanya, sebagaimana telah terbukti berulang kali," ujar Xi.

6 hours ago
2









