7 Kesalahan Finansial yang Bikin Orang Tetap Miskin, Berapa pun Gajinya

4 hours ago 2

Jakarta, VIVA – Banyak orang berpikir bahwa semakin besar penghasilan, maka mereka akan semakin menjadi kaya. Namun kenyataannya, uang saja tidak cukup untuk menciptakan kekayaan. Ada banyak orang yang bergaji besar tetapi tetap hidup dari gaji ke gaji, sementara ada juga yang berpenghasilan sederhana tetapi berhasil membangun kestabilan finansial jangka panjang.

Perbedaannya bukan hanya soal seberapa banyak yang mereka hasilkan, tetapi lebih kepada bagaimana mereka mengelola uangnya. Sayangnya, banyak orang tanpa sadar terjebak dalam kesalahan finansial yang membuat mereka tetap dalam kondisi sulit, tidak peduli berapa besar pendapatan mereka.

Jika ingin mencapai kebebasan finansial, penting untuk mengenali jebakan-jebakan ini dan menghindarinya. Dilansir dari Small Biz Technology, berikut ini tujuh kesalahan finansial umum yang membuat orang sulit keluar dari masalah keuanga dan cara menghindarinya. 

Ilustrasi miskin.

Photo :

  • Pixabay/Cocoparisienne

1. Mengikuti Gaya Hidup Tinggi

Banyak orang terjebak dalam keinginan untuk selalu terlihat sukses dengan membeli barang-barang mahal, seperti mobil baru, gadget terbaru, atau rumah besar. Mereka berpikir bahwa kepemilikan benda-benda ini mencerminkan keberhasilan.

Namun, kenyataannya, semakin tinggi gaya hidup, semakin banyak pengeluaran yang harus ditanggung. Jika seseorang terus menghabiskan semua penghasilannya (atau bahkan lebih) demi memenuhi gaya hidup, mereka akan terus berada dalam siklus utang yang sulit diputus. Solusinya? Hidup sesuai kemampuan dan menabung serta berinvestasi lebih banyak dibandingkan membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak perlu.

2. Menggantungkan Hidup dari Satu Sumber Penghasilan

Banyak orang merasa aman dengan hanya mengandalkan gaji dari pekerjaan utama. Namun, dalam dunia yang terus berubah, ini adalah langkah yang berisiko. Perusahaan bisa melakukan pemutusan hubungan kerja kapan saja, bisnis bisa merugi, dan ekonomi bisa mengalami krisis. Jika hanya memiliki satu sumber pendapatan, seseorang akan sangat rentan ketika terjadi hal yang tidak terduga.

Orang-orang kaya memahami pentingnya memiliki banyak sumber pendapatan. Mereka berinvestasi, membangun bisnis sampingan, atau mencari cara lain untuk mendapatkan pemasukan tambahan.

3. Mengejar Kebahagiaan dengan Konsumtif

Banyak orang berpikir bahwa belanja bisa membuat mereka bahagia. Mereka sering membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya untuk mendapatkan kepuasan sesaat.

Sayangnya, kebiasaan ini sering kali berujung pada masalah keuangan. Hutang menumpuk, tabungan habis, dan mereka tetap berada dalam siklus konsumsi yang tidak sehat.

Sebagai gantinya, penting untuk lebih bijak dalam mengelola uang dan mencari kebahagiaan dari hal-hal yang lebih bermakna, seperti pengalaman, hubungan yang sehat, dan tujuan hidup yang lebih besar.

4. Menyalahkan Keadaan Ekonomi

Banyak orang merasa kesulitan finansial karena faktor eksternal, seperti ekonomi yang buruk, gaji yang rendah, atau harga barang yang terus naik. Memang, faktor-faktor ini nyata dan bisa mempengaruhi kondisi keuangan seseorang.

Namun, menyalahkan keadaan tanpa mengambil tindakan tidak akan mengubah situasi. Alih-alih hanya mengeluh, lebih baik fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti meningkatkan keterampilan, mencari peluang kerja atau bisnis yang lebih baik, dan mengelola uang dengan lebih bijak.

Ilustrasi Atur Keuangan

Photo :

  • pexels.com/Karolina Kaboompics

5. Kurang Kesadaran Diri dalam Mengelola Keuangan

Kesuksesan finansial tidak hanya soal mendapatkan uang dan mengurangi pengeluaran. Yang lebih penting adalah memahami bagaimana kebiasaan dan pola pikir seseorang mempengaruhi keputusan keuangannya.

Banyak orang tanpa sadar menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu, menghindari investasi karena takut, atau membeli sesuatu hanya untuk pamer. Langkah pertama untuk memperbaiki ini adalah dengan mengevaluasi kebiasaan finansial secara jujur dan mencari cara untuk memperbaikinya.

6. Merasa Takut untuk Mengambil Risiko

Banyak orang menganggap keamanan finansial berarti bermain aman, menabung di bank, tetap bekerja di tempat yang sama selama bertahun-tahun, dan menghindari investasi karena takut rugi.

Padahal, menghindari risiko bisa menjadi kesalahan besar. Jika hanya menabung tanpa berinvestasi, uang akan tergerus inflasi. Jika tetap di pekerjaan yang tidak berkembang, peluang peningkatan penghasilan akan terbatas. 

Kesuksesan finansial membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko yang terukur, seperti berinvestasi dalam aset yang berkembang atau membangun bisnis sendiri.

7. Mengabaikan Hubungan dan Jaringan Sosial

Banyak orang berpikir bahwa kesuksesan finansial adalah perjalanan pribadi yang harus dilakukan sendiri. Namun, kenyataannya, koneksi dan jaringan sosial sangat berperan dalam membangun kesuksesan finansial.

Kesempatan bisnis, peluang investasi, dan bahkan dukungan emosional sering kali datang dari orang-orang di sekitar kita. Mereka yang membangun hubungan yang baik dengan orang lain biasanya lebih mudah menemukan peluang baru dan mendapatkan bantuan saat menghadapi kesulitan.

Keuangan bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang kebiasaan, pola pikir, dan pilihan yang kita buat setiap hari. Jika seseorang terus menghabiskan lebih dari yang mereka hasilkan, bergantung pada satu sumber pendapatan, atau mengabaikan kesempatan untuk berkembang, mereka akan sulit mencapai kestabilan finansial.

Namun, dengan mengubah kebiasaan dan mulai mengambil langkah yang lebih cerdas, siapa pun bisa membangun masa depan keuangan yang lebih baik. Jadi, pertanyaannya sekarang, apa keputusan finansial terbaik yang bisa Anda buat hari ini untuk menghindari jebakan keuangan di masa depan?

Halaman Selanjutnya

2. Menggantungkan Hidup dari Satu Sumber Penghasilan

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |