Ahli Digital Forensik Soroti 3 Kejanggalan CCTV Kasus Kematian Diplomat Arya Daru: Belum Pernah Diungkap Polisi!

5 hours ago 3

Rabu, 16 Juli 2025 - 18:40 WIB

Jakarta, VIVA – Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, masih menyisakan tanda tanya besar. Pakar digital forensik Abimanyu Wachjoewidajat — yang akrab disapa Abah — mengungkap sejumlah temuan penting yang dinilainya belum tersentuh oleh penyelidikan kepolisian sejauh ini.

Menurut Abah, terdapat tiga aspek teknis pada rekaman CCTV sebelum kematian Arya yang luput dari pembahasan publik maupun aparat penegak hukum. Ia pun mendorong agar pihak berwenang lebih cermat dalam menganalisis bukti digital, termasuk rekaman video.

Abimanyu Wachjoewidajat selaku Ahli Digital Forensik

Photo :

  • YouTube dr. Richard Lee, MARS

Kejanggalan Sensor Lampu yang Tak Konsisten

Hal pertama yang disoroti Abah adalah sensor gerak pada lampu yang terpasang di dekat kamar Arya. Dalam salah satu rekaman CCTV, lampu tersebut tampak menyala secara otomatis ketika Arya melintasinya—indikasi bahwa lampu menggunakan sistem sensor gerak.

Namun, pada video lain yang menunjukkan penjaga kos berjalan di area yang sama, lampu tersebut tidak menyala. Bagi Abah, hal ini harusnya menjadi bahan penyelidikan lebih lanjut oleh polisi, karena bisa mengindikasikan adanya gangguan teknis, manipulasi, atau aktivitas mencurigakan lainnya.

“Enggak ada yang bahas kenapa lampunya enggak nyala pas dilewati orang lain. Polisi harusnya tanya soal ini,” tegas Abah, dilansir dari tvOnenews.com, Rabu, 16 Juli 2025.

Dugaan Video CCTV Sudah Dipotong

Poin kedua yang dibahas Abah berkaitan dengan perbedaan tampilan area pintu kamar Arya dalam beberapa video CCTV yang beredar. Dalam satu rekaman, pintu kamar terlihat tak sepenuhnya terekam alias berada di luar jangkauan kamera (blind spot). Namun di video lainnya, pintu tersebut justru tampak utuh, terutama saat dua orang terekam sedang mencoba membuka jendela dan pintu kamar Arya.

Abah menduga, video yang tersebar ke publik telah mengalami pemotongan atau penyuntingan. Ia menegaskan pentingnya publik dan penyidik mengakses versi lengkap rekaman dari kepolisian, bukan potongan video yang bisa menyesatkan.

“Kita harus lihat versi utuhnya dari polisi. Kalau yang tersebar ini sudah diedit, maka konteks peristiwanya jadi kabur,” ujarnya.

Adanya Titik Buta dan Akses Belakang yang Tak Terpantau

Temuan ketiga berkaitan dengan struktur bangunan kosan tempat Arya ditemukan tewas pada 8 Juli 2025. Abah menyebut bahwa rumah kos tersebut memiliki bentuk melingkar dan menyimpan akses pintu belakang yang tidak terekam dalam video CCTV yang telah beredar.

Jika ada aktivitas mencurigakan dari arah belakang, seperti keberadaan orang asing atau pergerakan mencurigakan lainnya, maka hal itu bisa terlewatkan sepenuhnya dari pengawasan kamera.

Ia membandingkan situasi ini dengan kasus Jessica Wongso dan Wayan Mirna pada tahun 2016, yang sempat memunculkan bukti video baru saat peninjauan kembali (PK). Hal ini, kata Abah, menunjukkan pentingnya memiliki rekaman CCTV yang benar-benar lengkap dan tidak terpotong untuk mengungkap kebenaran.

“Polisi harus punya semua rekamannya kalau memang niatnya mengungkap, bukan sekadar menuntaskan,” tegasnya.

Masih Banyak Tanda Tanya

Arya Daru ditemukan meninggal dunia dengan kondisi kepala terbalut lakban di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Meskipun hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan, publik masih bertanya-tanya mengenai penyebab kematiannya.

Dengan berbagai anomali yang diungkap oleh Abah, publik berharap penyelidikan ini bisa dilakukan secara lebih transparan dan menyeluruh. Kebenaran di balik kematian diplomat muda ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Halaman Selanjutnya

Dugaan Video CCTV Sudah Dipotong

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |