Jakarta, VIVA - Mantan Komisaris PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) buka-bukaan ihwal banyaknya skandal Korupsi di PT. Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya.
Bahkan, Ahok menyebut sejumlah pihak yang diduga terlibat, dari oknum BPK, Kementerian BUMN hingga mantan bos Telkom dalam pusaran korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang, sub holding dan kontraktor kontrak kerja sama periode 2018-2023.
Mulanya, Ahok mengatakan dirinya mencurigai ada oknum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang terlibat langsung dalam kasus pengadaan zat aditif di perusahaan pelat merah tersebut. Ditegaskan Ahok, isunya, oknum dari BPK inilah yang menjadi ‘beking’ agar Pertamina membeli zat aditif ini melalui transport dan tender yang tidak sah.
Komut Ahok dan Condro Kirono kunjungi area kilang Pertamina Balongan
Ahok lantas menyinggung terkait pembubaran Pertamina Energy Trading Limited alias Petral, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang terdaftar di Singapura sejak tahun 1992.
“Lalu pertanyaan saya, Petral dibubarkan, tapi kenapa orang Petral jadi Dirut Patra Niaga?” Kata Ahok dikutip dari youtube Narasi, Sabtu, 1 Maret 2025.
“Kok bisa?” tanya pembawa acara. “Nah, jangan tanya saya. Anda tanya kepada Menteri BUMN gitu loh,” jawab Ahok.
Ahok mengakui bahwa ada permainan hingga bekas Dirut Patra Niaga dipecat sebelumnya. “Kalau saya curiga ini ada permainan, bekas Dirut Patra Niaga dipecat. Saya enggak tahu, tapi diduga karena dia tidak mau menandatangani pengadaan aditif itu,” kata Ahok.
Ahok yang sempat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina sejak 22 November 2019 hingga tahun 2024 itupun mengaku sempat menggelar rapat.
“Saya tanya, ini enggak bisa terus ditakut-takutin kalau di SPBU enggak ada barang nih, kelangkaan, padahal saya bilang mana bisa tender dipisah antara transport dengan aditif. Lalu, karena transport lebih mahal, eh dikalahkan, aditif yang lebih murah kalau engga salah seperti itu,” ujarnya.
“Lalu, saya bilang Dirut-nya kalau enggak tanda tangan gue enggak laporin nih’, dirutnya nggak mau dia tanda tangan, lo bisa cari namanya siapa, bekas orang Telkom, singkatannya MK,” kata Ahok.
Lebih lanjut, Ahok menduga ini telah menjadi permainan lama yang sudah masing-masing penguasa tidak mau hentikan. Karena itu, dia merasa banyak orang yang tidak mau dirinya menjadi direktur utama di Pertamina, bahkan banyak yang mendemonya.
Padahal, tegas Ahok, kalau dirinya menjadi direktur utama PT Pertamina, maka dirinya bisa mengambil langkah memecat dirut-dirut Sub Holding.
"Karena untuk ke notaris kan saya yang putuskan, dan saya tidak pernah takut sama menteri BUMN mana pun selama saya benar. Nah, kenapa saya dikurung tidak boleh jadi dirut, janjinya kan saya jadi dirut untuk membereskan, makanya saya hanya bisa melakukan sebatas bisa saya mengawasi saja," imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Ahok yang sempat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina sejak 22 November 2019 hingga tahun 2024 itupun mengaku sempat menggelar rapat.