Kiev, VIVA – Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte mengimbau Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk berupaya memulihkan hubungannya dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, setelah keduanya dikabarkan terlibat ketegangan dalam pertemuan di Ruang Oval, Gedung Putih.
"Penting bagi Presiden Zelensky untuk menemukan cara guna membangun kembali hubungan dengan Presiden Amerika dan tim kepemimpinan seniornya. Saya telah membahas hal ini langsung dengan Zelensky kemarin," ujar Rutte dalam wawancara dengan BBC Inggris.
Rutte menyesalkan insiden yang terjadi dan menyebutnya sebagai sesuatu yang "disayangkan".
VIVA Militer: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump
Photo :
- AP/Julia Demaree Nikhinson
Sebelumnya, pada Jumat, pertemuan antara Trump dan Zelensky yang membahas penyelesaian konflik di Ukraina mengalami kegagalan setelah terjadi perdebatan sengit antara kedua pemimpin.
Insiden ini diliput secara langsung oleh media, dan berujung pada permintaan pejabat senior AS agar delegasi Ukraina meninggalkan Gedung Putih. Akibatnya, konferensi pers bersama Trump-Zelensky yang telah dijadwalkan pun dibatalkan.
Selain itu, Trump juga membatalkan rencana penandatanganan perjanjian kerja sama terkait mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina, yang sebelumnya diharapkan dapat mempererat kerja sama ekonomi kedua negara.
Menurut Rutte, Zelensky perlu mengakui peran penting Trump dalam mendukung Ukraina, termasuk bantuan militer dan pengiriman senjata yang dilakukan selama masa jabatan pertama Trump sebagai Presiden AS.
Menanggapi insiden tersebut, Zelensky dalam wawancara dengan Fox News menegaskan bahwa dirinya tidak merasa melakukan kesalahan apa pun dan menolak untuk meminta maaf kepada Trump. Meski demikian, ia tetap optimis bahwa hubungan diplomatik antara dirinya dan Presiden AS dapat kembali membaik.
"Ya, tentu saja, karena hubungan ini lebih dari sekadar hubungan antara dua presiden," ujar Zelensky dalam wawancara tersebut.
Halaman Selanjutnya
Menurut Rutte, Zelensky perlu mengakui peran penting Trump dalam mendukung Ukraina, termasuk bantuan militer dan pengiriman senjata yang dilakukan selama masa jabatan pertama Trump sebagai Presiden AS.