Senin, 3 Maret 2025 - 15:43 WIB
VIVA – Indonesia baru saja kehilangan salah satu tokoh pejuang yang selama ini membhaktikan jiwa dan raganya untuk membantu operasi tempur dan intelijen militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Provinsi Timor Timur.
Beliau adalah Afonso Hendriques Pinto atau dikenal dengan sebutan Abo Lafaek. Mendiang meninggal dunia tepat di usia 77 tahun di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan siaran resmi Penerangan Komando Resor Militer (Korem) 161/Wira Sakti dilansir VIVA Militer, prosesi pemakaman jenazah Abo Lafaek dilaksanakan melalui upacara militer yang dipimpin langsung oleh Danrem 161, Brigadir Jenderal TNI Joao Xavier Barreto Nunes.
VIVA Militer: Prosesi pemakaman Afonso Hendriques Pinto
Photo :
- Korem 161 Wira Sakti
Abo Lafaek memiliki kisah perjuangan yang luar biasa untuk Indonesia terutama buat TNI. Ia mulai mendedikasikan dirinya untuk operasi militer TNI setelah diangkat menjadi Delegado Apodeti di Kabupaten Viqueque pada tahun 1975.
Pada Januari 1976, ia menjadi aktor utama di balik operasi pengerahan dua batalyon tempur milik Kodam Siliwangi ke Kabupaten Viqueque. Ketika itu yang masuk ke wilayah tersebut pasukan tempur dari Batalyon 310 dan Batalyon 330. Sebab ia ditugaskan sebagai tenaga bantuan operasi (TBO).
Setelah berhasil memasukan dua batalyon, pada 1977 hingga 1979 diangkat jadi hansip di Kodim 1630/Viqueque. Tugasnya pun semakin penting yaitu melaksanakan operasi tempur melawan Fretilin di Kabupaten Viqueque.
VIVA Militer: Prosesi pemakaman Afonso Hendriques Pinto
Photo :
- Korem 161 Wira Sakti
Saat TNI Angkatan Darat mengerahkan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) alias Kopassus pada tahun 1978 ke Viqueque, Abo Lafaek dipercaya untuk ikut bergabung dalam menjalankan operasi tempur dan intelijen di Kecamatan Ossu.
Dan di peristiwa inilah Abo Lafaek berjumpa pertama kali dengan Letnan Prabowo Subianto. Dalam operasi di Ossu itu, Prabowo dan pasukannya berhasil menyergap dan menembak mati tokoh penting pemberontak yakni Nicolau dos Reis Lobato.
Sejak saat itu, setiap kali Kopassus operasi, Abo Lafaek selalu dilibatkan terutama untuk menjadi mata-mata, salah satunya saat TNI menerjunkan Satuan Tugas Intelijen Kopassus pada 1982.
VIVA Militer: Prosesi pemakaman Afonso Hendriques Pinto
Photo :
- Korem 161 Wira Sakti
Saking loyalnya ke TNI pada 1988, Abo Lafaek dinobatkan jadi komandan tim Makikit. Sebuah tim pasukan tempur kelompok pro-integrasi yang berada di bawah kendali Kopassus. Dan puncaknya pada 1995 saat Prabowo telah menjadi jenderal TNI berpangkat Mayjen dan menjabat Komandan Jenderal Kopassus, Abo Lafaek diangkat jadi warga kehormatan Kopassus.
"Dengan kepergian almarhum, kita semua telah kehilangan seorang anak bangsa terbaik yang selalu memegang teguh setiap prinsip-prinsip perjuangan, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.
Halaman Selanjutnya
Saat TNI Angkatan Darat mengerahkan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) alias Kopassus pada tahun 1978 ke Viqueque, Abo Lafaek dipercaya untuk ikut bergabung dalam menjalankan operasi tempur dan intelijen di Kecamatan Ossu.