AQUA Gandneg Kementerian Lingkungan Hidup Gelar Lelang Sampah Guna Optimalkan Pengelolaan

2 hours ago 2

Jakarta, VIVA – Sampah plastik masih menjadi momok masalah besar yang tidak kunjung usai. AQUA dan Kementerian Lingkungan Hidup memperkenalkan sistem lelang sampah sebagai program inovasi untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di Indonesia. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, sekitar 64 persen sampah berhasil dikelola dari 33 juta ton lebih timbulan sampah yang terkumpul dari 308 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2023. Tidak heran apabila masalah sampah yang semakin banyak dibicarakan tetapi ekonomi sirkular belum terealisasi lantaran sampah bukanlah masalah yang sederhana.

Sejumlah masalah kerap ditemui dalam ekosistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat, seperti kurangnya informasi dan edukasi mengenai jenis-jenis sampah, serta akses dan relasi dengan para pendaur ulang (offtaker) yang akan membeli sampah yang telah dikumpulkan dan dikelola oleh para pegiat Bank sampah. Perlu jejaring yang luas dengan berbagai pihak, serta pikiran yang terbuka dan semangat kolaborasi multisektor untuk mencapai target pengelolaan sampah 100 persen.

Mulai dari produsen yang bertanggung jawab untuk mengolah kembali kemasan bekas pakainya dari konsumen serta masyarakat yang bertanggung jawab membuang dan memilah sampah. Sementara itu, bank sampah berperan mengumpulkan dan memilah sampah sesuai dengan nilai guna sampai pendaur ulang yang mengolah kembali kemasan-kemasan plastik agar dapat digunakan kembali dan punya nilai jual baru. 

Program Lelang Sampah Hasil Inisiatif AQUA dan Kementerian Lingkungan Hidup

Kerja sama banyak berbagai pihak menjadi tantangan tersendiri apalagi jika satu sama lain belum saling mengenal dan memahami peran masing-masing. Untuk itu diperlukan solusi yang unik dan berbeda untuk mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang lebih efektif dan berkelanjutan. 

Salah satunya adalah kegiatan Lelang Sampah yang merupakan inisiasi dari AQUA yang dilakukan secara kolektif bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan para mitra di bawah program inovatif bertajuk #EcoResolution 2025. Kegiatan Lelang Sampah merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025.

Lelang sampah menjadi wadah yang mempertemukan BSU dengan para pendaur ulang (offtaker) yang akan mengambil dan mendaur ulang sampah tersebut. Layaknya lelang barang pada umumnya, kegiatan lelang ini dilakukan untuk menjadikan sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan di Bank Sampah Unit (BSU) sebagai komoditas yang bernilai jual.

"Kegiatan Lelang Sampah menjadi momentum untuk mempertemukan para pegiat Bank Sampah dengan para offtaker, agar sampah yang telah dikumpulkan itu menjadi komoditas dan memiliki nilai jual," ujar Public Affairs and Sustainability Director Danone Indonesia, Astri Wahyuni,  yang dikutip dari keterang resmi pada Kamis, 6 Februari 2025.

Kegiatan lelang sampah dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tidak hanya itu, Lelang Sampah pun berperan menjadi sarana edukasi, membangun relasi, dan memperkenalkan standar kualitas pemilahan sampah yang bernilai ekonomi tinggi kepada BSU.

Ilustrasi Bank Sampah

Photo :

  • freepik.com/freepik

"Ini merupakan langkah yang baik, saya berharap dapat menjadi contoh yang menginspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain. Kolaborasi yang sesungguhnya dalam penanganan sampah plastik harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun industri," ucap Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Ade Palguna Ruteka.

Ade menambahkan, KLH berencana untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin dan mengundang lebih banyak pihak untuk bergabung, termasuk Bank Sampah, Buyer/Offtaker, dan perusahaan penghasil kemasan plastik lainnya. Kegiatan dilakukan guna bersama-sama menciptakan solusi yang lebih besar dan lebih berkelanjutan.

AQUA turut berkontribusi membangun Recycling Business Unit (RBU) sebagai model sosial bisnis daur ulang untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produk daur ulang. Langkah ini menjadi wujud dari komitmen perusahaan dalam pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah.

AQUA telah bermitra dengan 500 bank sampah di seluruh Indonesia, termasuk di Jakarta, di mana terdapat 4 Bank Sampah Induk (BSI) dan 35 Bank Sampah Unit (BSU) yang setiap bulan mengumpulkan sekitar 15 ton sampah PET botol. Hingga saat ini, AQUA telah melibatkan lebih dari 10 ribu pemulung melalui 11 RBU, 2 TPST, 12 TPS3R, 13 collection center, serta 60 bank sampah. 

Sementara itu, program edukasi terkait pengelolaan sampah yang dilakukan oleh AQUA bersama para mitra telah menjangkau 19 juta orang. Astri berharap langkah positif AQUA dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berpartisipasi.

Dalam upaya inovasi kemasan, AQUA berambisi membuat kemasan 100 dapat digunakan kembali, didaur ulang atau dijadikan kompos. Atas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh AQUA bersama para mitra telah membuat perusahaan berhasil mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahunnya.

"Sejak 2018, AQUA telah menjadi pelopor inisiatif ramah lingkungan, salah satunya melalui kemasan galon guna ulang dan gerakan #BijakBerplastik, mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan dan mengelola sampah plastik," imbuh Astri.

Adanya komunikasi aktif dan pemahaman antara Bank Sampah, para offtaker dan masyarakat akan menumbuhkan kesadaran nilai sampah sebagai komoditas serta kemauan masyarakat untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong ekonomi sirkular. 

Ketua Umum Indonesian Plastics Recyclers (IPR), Ahmad Nuzuluddin, sependapat dengan AQUA bahwa kunci menangani sampah adalah kolaborasi antar sektor. Ahmad mengatakan, program Lelang Sampah membantu para offtaker dalam mengoptimalkan proses daur ulang.

"Kami di industri daur ulang membutuhkan 2 juta ton sampah plastik per tahun dan saat ini industri masih kekurangan 1 juta ton sampah lagi. Kami tidak pernah menolak barang yang dikirimkan oleh Bank Sampah, tetapi kami buruh pengelompokan dan penyortiran yang lebih teliti agar nilai sampah yang masuk ke industri tidak berkurang," 

Astri menegaskan, keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama, dan dengan dukungan dari pemerintah, mitra, serta masyarakat. AQUA yakin bahwa semakin banyak pihak yang terlibat dalam program ini akan mempercepat tercapainya target ekonomi sirkular.a

Halaman Selanjutnya

Kegiatan lelang sampah dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tidak hanya itu, Lelang Sampah pun berperan menjadi sarana edukasi, membangun relasi, dan memperkenalkan standar kualitas pemilahan sampah yang bernilai ekonomi tinggi kepada BSU.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |