Jakarta, VIVA – Banjir yang menggenangi kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Minggu, 6 Juli 2025, salah satunya dipicu jebolnya tanggul penahan air di RT 03 dan RW 06 Jati Padang.
Tanggul yang dinamai warga 'Tanggul Baswedan', jebol karena tak sanggup menahan derasnya luapan air Kali Pulo pada Minggu sore. Banjir meluas imbas jebolnya tanggul hingga menggenangi Musala Sabili, Jati Padang.
Tanggul tersebut dibangun atas inisiatif Gubernur DKI Jakarta Anies Baswewdan pada 2017, saat kawasan itu dilanda banjir. Warga menamakannya Tanggul Baswedan sebagai ungkapan terima kasih.
Sejumlah petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan membenahi tanggul jebol di Mushalla Sabili, Jati Padang, Pasar Minggu imbas banjir.
Tanggul jebol akibat banjir di Musala Sabili, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta
"Saat ini pembendungan dulu, kalau sudah, nanti akan dibersihkan. Kemudian nanti baru perbaikan," kata Staf Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kelurahan Jati Padang, Bagus Iman dilansir Antara, Senin, 7 Juli 2025.
Bagus mengatakan, saat ini petugas dan warga berupaya untuk menambal tanggul itu dengan pasir yang dibungkus karung. Kemudian, nantinya tanggul akan dibangun kembali jika air mulai surut.
Diduga tanggul penahan air di RT 03 dan RW 06 Jati Padang itu tak kuat menahan derasnya banjir sehingga jebol.
Sementara, seorang warga bernama Ratna menjelaskan 'Tanggul Baswedan' itu sudah ada sekitar tujuh tahun yang difungsikan sebagai penahan banjir.
Tanggul Baswedan sempat menjadi harapan warga di Jati Padang. Namun akhirnya, tanggul itu jebol pada Minggu, 6 Juli 2025, sekitar pukul 17.30 WIB saat hujan masih deras. "Kemarin jebolnya pas sore, jam 17.30 WIB. Iya pas mau maghrib, tapi belum banyak orang," kata Ratna.
Sesaat setelah jebol, warga yang berada di sekitar musala ikut panik hingga akhirnya menyelamatkan barangnya di rumah maupun musala.
Akibat tanggul jebol itu, lumpur dari kali ikut meluber ke dalam musala serta pagar dan kaca musala ikut rusak. "Alhamdulillah, tak ada kejadian-kejadian tak enak. Paling itu kaca musala pecah, pagar ambruk itu aja," ucapnya.
Sebanyak 23 kepala keluarga (KK) atau 75 jiwa mengungsi di Masjid Al Ridwan sebagai tempat penampungan sementara karena terdampak banjir di daerah itu.
Berdasarkan pantauan, Senin, Masjid Al Ridwan yang dijadikan tempat pengungsian sudah mulai ditinggalkan warga untuk kembali ke rumah membersihkan bekas banjir.
Di sekitar kawasan tampak petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan dan warga membersihkan barang serta jalanan.
Halaman Selanjutnya
Diduga tanggul penahan air di RT 03 dan RW 06 Jati Padang itu tak kuat menahan derasnya banjir sehingga jebol.