Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik melemah pada pembukaan perdagangan Senin, 24 Februari 2025. Kondisi ini menyusul koreksi tajam Wall Street imbas data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kelambatan seiring tingginya inflasi.
Pada Jumat, 22 Februari 2025, ketiga indeks acuan Wall Street kompak anjlok dipicu data-data ekonomi AS yang meningkatkan kekhawatiran investor. Kerugian juga meningkat di tengah kecemasan pasar akan langkah kebijakan lebih lanjutan Presiden AS Donald Trump.
Trump mengusulkan serangkaian tarif dan perubahan regulasi lain dalam 100 hari masa jabatannya. Berbagai keputusan kontroversial Trump diprediksi menimbulkan perang dagang global.
Sementara itu, Singapura dijadwalkan segera merilis data inflasi untuk bulan Januari 2025. Pasar memperkirakan tingkat inflasi negeri Singa naik 2,15 persen year on year (YoY). Pada bulan Desember 2024, inflasi Singapura di level 1,60 persen.
Ilustrasi Tantangan Ekonomi
Photo :
- freepik.com/freepik
Jajak pendapatan juga memprediksi tingkat inflasi inti Singapura, yang menghilangkan biaya akomodasi dan transportasi pribadi, akan meningkat 1,5 persen tahun ke tahun. Perolehan ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 1,8 persen.
S&P/ASX 200 Australia merosot 0,81 persen di awal perdagangan. Koreksi sekaligus memperpanjang kerugian ke sesi keenam berturut-turut.
Indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan lebih lemah dari 23.477,92 menjadi 23.397. Posisi terakhir indeks HSI merupakan level tertinggi baru sejak Februari 2022.
Indeks Kospi dibuka 0,71 persen lebih rendah. Begitu pula, indeks Kosdaq menyusut 1,21 persen. Pasar Jepang ditutup karena libur nasional.
Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average tergerus 748,63 poin atau 1,69 perseb,dan ditutup pada level 43.428,02. Nasdaq Composite melemah 2,2 persen ke level 19.524,01.
Indeks S&P 500 amblas 1,71 persen dan ditutup di area 6.013,13. Koreksi menandai penutupan di zona merah kedua kali setelah indeks melesat ke rekor pada Rabu, 19 Februari 2025.
Halaman Selanjutnya
Indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan lebih lemah dari 23.477,92 menjadi 23.397. Posisi terakhir indeks HSI merupakan level tertinggi baru sejak Februari 2022.