Jawa Barat, VIVA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana untuk memasukkan program wajib militer (wamil) untuk para siswa sekolah di wilayahnya.
Program wamil ini akan ditujukan khususnya bagi siswa yang terlibat dalam aktivitas negatif seperti balapan liar, geng motor, dan perkelahian antar pemuda. Langkah ini bertujuan membentuk karakter bela negara di kalangan pelajar.
VIVA Militer: Unit wajib militer Angkata Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)
Photo :
- Reuters/Sergey Pivovarov
Ia berencana memasukkan kurikulum wajib militer ke jenjang SMA sebagai bagian dari pembentukan karakter bela negara.
"Rencananya mereka yang tertangkap karena balapan liar di jalan, kemudian terlibat geng motor, perkelahian antarpemuda–antarsiswa, kita akan masukkan wajib militer,” kata Dedi, dikutip VIVA dari unggahan instagram @fakta.indo Senin, 24 Februari 2025.
Lebih lanjut, Dedi menambahkan untuk mendukung rencana ini pemerintah daerah akan bekerja sama dengan Kodam III/Siliwangi dan Polda Jawa Barat untuk merealisasikan program ini.
“Saya akan kerja sama dengan Kodam dan Polda Jabar,” tambahnya.
Pria berusia 53 tahun ini meyakini pendekatan ini dapat menekan angka kejahatan jalanan yang kerap meresahkan masyarakat. Bahkan ia telah mengalokasikan dana khusus untuk menangani masalah geng motor dan premanisme di daerahnya.
Adanya kabar berita ini membuat warganet heboh di media sosial. Banyak dari mereka mendukung langkah tersebut sebagai upaya positif dalam membentuk karakter generasi muda.
"Ini baru setuju, banyak generasi muda khususnya yang masih sekolah itu pergaulannya udah gak jelas, sangat meresahkan masyarakat," tulis komentar warganet dalam unggahan tersebut.
"Semoga dengan adanya program ini mereka sadar dan mangkin disiplin," timpal warganet lainnya.
Sebagai tambahan informasi, Dedi berencana membangun 10 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) semi militer di Jawa Barat. Setiap sekolah dirancang untuk menampung 1.000 siswa, dengan tujuan mendidik generasi muda agar lebih disiplin dan memiliki integritas tinggi. Program ini akan bekerja sama dengan Polda dan Kodam setempat.
Ditambah dengan adanya wajib militer diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam membangun kedisiplinan dan rasa tanggung jawab di kalangan remaja yang terlibat dalam aksi kriminalitas.
Halaman Selanjutnya
Pria berusia 53 tahun ini meyakini pendekatan ini dapat menekan angka kejahatan jalanan yang kerap meresahkan masyarakat. Bahkan ia telah mengalokasikan dana khusus untuk menangani masalah geng motor dan premanisme di daerahnya.