Jakarta, VIVA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,82 persen atau 55,77 poin pada pada akhir sesi pertama perdagangan Senin, 24 Februari 2025. Alhasil, IHSG terperosok ke level 6.747,22.
Data Phintraco Sekuritas menunjukkan, pergerakan indeks terpantau bergerak di kisaran area 6.742-6.819. Nilai transaksi berhasil membukukan sebanyak Rp 8,07 triliun.
Phintraco Sekuritas menilai secara teknikal, terdapat penyempitan positive slope. Kondisi ini seiring dengan pembentukan Death Cross pada indikator Stochastic RSI yang mengindikasikan peluang penurunan.
"Oleh karena itu, IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksi menuju area 6.725-6.700 di sesi kedua perdagangan hari ini," demikian prediksi Phintraco Sekuritas dalam risetnya yang dikutip pada Senin, 24 Februari 2025.
Penurunan IHSG dipicu anjloknya sebagian sektor saham dipimpin sektoe material dasarsebesar1,61 persen. Disusul sektor infrastruktur terkoreksi 1,55 persen dan sektor energi tergerus 1,32 persen.
Meski IHSG tekapar di zona merah, beberapa sektor mampu mencatat hasil positif. Sektor teknologi melesat 7,34 persen, sektor transportasi menguat 1,17 persen dan sektor industrial meningkat tipis 0,09 persen.
Data juga melaporkan emiten saham yang berhasil membukukan nilai transaksi jumbo mencakup saham BBCA, BMRI, dan WIFI. Sedangkan, emiten dengan frekuensi transaksi tertinggi meliputi saham WIRG, DOOH, dan INET.
Selain itu, sederet saham sukses membukukan lompatan harga signifikan sehingga masuk ke jajaran top gainers di papan utama, antara lain:
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
Ilustrasi belanja barang branded
Saham MAPI melonjak sebesar 3,85 persen atau 55 poin menjadi 1.485.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Saham PGEO menyusul kenaikan sebesar 3,83 persen atau 35 poin hingga menembus level 950.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Axton Salim, Direktur Indofood
Hasil positif juga dicatat saham INDF yang melambung 2,27 persen atau 175 poin ke posisi 7.875.
Halaman Selanjutnya
Data juga melaporkan emiten saham yang berhasil membukukan nilai transaksi jumbo mencakup saham BBCA, BMRI, dan WIFI. Sedangkan, emiten dengan frekuensi transaksi tertinggi meliputi saham WIRG, DOOH, dan INET.