Ditangkap ICC, Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Diterbangkan ke Den Haag

9 hours ago 3

Rabu, 12 Maret 2025 - 08:17 WIB

Manila, VIVA – Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte sudah meninggalkan Manila dengan pesawat usai ditangkap di Bandara Ninoy Aquino. Duterte akan diserahkan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.

Mengutip laporan CBC, Rabu, 12 Maret 2025, pesawat yang membawa Duterte meninggalkan Manila pada Selasa malam, 11 Maret 2025.

Duterte ditangkap setelah tiba bersama keluarganya dari Hong Kong di Bandara Ninoy Aquino Manila Selasa pagi. Duterte ditangkap berdasarkan surat perintah dari ICC.

ICC melakukan penyelidikan atas dugaan kejahatan kemanusiaan karena peran Duterte dalam mengawasi perang melawan narkoba. Kebijakan Duterte saat jabat Presiden Filipina dilaporkan sudah menewaskan ribuan orang.

Saat ditangkap dan tengah berjalan ke pesawat dengan tongkat, pria 79 tahun itu sempat menoleh ke arah ajudan dan pendukungnya yang tampak menangis. Mereka mengucapkan selamat tinggal ke Duterte. Lalu, Duterte yang dibantu seorang pengawal menaiki tangga ke dalam pesawat.

mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte

Duterte sebelumnya mengatakan bahwa ia siap ditangkap jika ICC mengeluarkan surat perintah. Dia kembali menegaskan akan selau bersuara keras anti narkoba.

Namun, ia membantah saat jabat Presiden Filipina memerintahkan polisi membunuh tersangka narkoba, kecuali untuk membela diri.

Adapun eks penasihat hukum Duterte, Salvador Panelo, mengatakan penangkapan itu melanggar hukum. Selain itu, kata dia, polisi juga tak mengizinkan salah satu pengacaranya menemui Duterte di bandara.

Kristina Conti, seorang pengacara yang mewakili beberapa keluarga korban, mengatakan kliennya tak percaya Duterte ditangkap. "Ada beberapa yang sama sekali tidak percaya," kata Conti kepada As It Happens di Radio CBC.

Duterte dalam kebijakannya saat jabat kepala negara secara sepihak menarik Filipina dari perjanjian pendirian ICC pada 2019. Filipina juga sempat menolak bekerja sama untuk penyelidikan ICC terkait kasus yang menyeret Duterte.

Untuk diketahui, perang melawan narkoba adalah kampanye khas yang membawa Duterte ke bisa memimpin Filipina pada 2016. Saat jabat Wali Kota Davao City, ia juga memerangi pengedar narkoba dan membasmi kejahatan. 

Menurut data polisi, 6.200 tersangka tewas selama operasi anti narkoba yang berakhir dengan baku tembak. Namun, para aktivis menyampaikan jumlah korban sebenarnya jauh lebih besar.

Halaman Selanjutnya

Namun, ia membantah saat jabat Presiden Filipina memerintahkan polisi membunuh tersangka narkoba, kecuali untuk membela diri.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |