Vatikan, VIVA – Dokter yang merawat Paus Fransiskus, Dr. Sergio Alfieri, mengungkapkan kondisi sang pemimpin Gereja Katolik menjelang wafat.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada 21 April 2025 akibat stroke, setelah sempat berjuang melawan penyakit serius.
Di saat-saat terakhir, Paus sempat membuka matanya dan bernapas dengan bantuan oksigen. Namun, ia tidak lagi responsif setelah mengalami serangan penyakit pada Senin pagi waktu setempat.
"Dia meninggal tanpa penderitaan, di rumah," kata Dr. Alfieri, dikutip dari AP News, Sabtu, 26 April 2025.
Vatikan Rilis Foto Jenazah Paus Fransiskus dalam Peti Terbuka
Photo :
- (Vatican Media via AP, HO)
Dr. Alfieri sebelumnya memimpin tim medis yang merawat Paus Fransiskus selama lima minggu akibat pneumonia ganda. Setelah kondisinya membaik, Paus dipulangkan ke Vatikan pada 23 Maret untuk menjalani masa pemulihan selama dua bulan.
Namun, situasi berubah cepat pada pagi hari 21 April. Asisten kesehatan Paus, Massimiliano Strappetti menghubungi Dr. Alfieri sekitar pukul 05.30 waktu setempat, memberitahu bahwa Paus membutuhkan perawatan segera.
Sekitar 20 menit kemudian, Dr. Alfieri tiba di kediaman Paus. "Saya masuk ke kamarnya, dan matanya terbuka. Saya perhatikan bahwa ia tidak memiliki masalah pernapasan, jadi saya mencoba memanggilnya, tetapi ia tidak merespons," ujar Dr. Alfieri.
Meski paru-paru Paus dalam kondisi bersih dan ia menerima oksigen tambahan, respons tubuhnya tidak kembali.
"Ia juga tidak merespons rangsangan, bahkan rangsangan yang menyakitkan. Pada saat itu, saya mengerti tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Ia koma," tuturnya.
Mengingat kondisinya yang sangat rapuh, tim medis menilai terlalu berisiko memindahkan Paus ke Rumah Sakit Gemelli, tempat ia sebelumnya dirawat.
Dua jam setelah gejala pertama muncul, Paus Fransiskus dinyatakan meninggal dunia akibat stroke.
Dr. Alfieri mengungkapkan bahwa sebelum kepergiannya, Paus Fransiskus sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
"Kami tahu dia tidak akan kembali ke kondisi sebelumnya, dan infeksi itu telah meninggalkan bekas luka lain di paru-parunya," ujarnya.
Bahkan, saat kunjungan terakhir pada Sabtu, 19 April 2025, Dr. Alfieri mendapati Paus dalam keadaan membaik.
"Namun, dia membaik dengan terapi fisik. Saya menemuinya pada hari Sabtu, dan saya mendapati dia dalam kondisi yang baik. Saya tidak mengira itu akan menjadi pertemuan terakhir," katanya.
Halaman Selanjutnya
Sekitar 20 menit kemudian, Dr. Alfieri tiba di kediaman Paus. "Saya masuk ke kamarnya, dan matanya terbuka. Saya perhatikan bahwa ia tidak memiliki masalah pernapasan, jadi saya mencoba memanggilnya, tetapi ia tidak merespons," ujar Dr. Alfieri.