Kematian Janggal Anggota Propam Polda NTB di Gili Trawangan, Tubuh Korban Banyak Luka Lebam

8 hours ago 5

Sabtu, 26 April 2025 - 20:57 WIB

Lombok, VIVA – Kematian Anggota Propam Polda NTB, Brigadir Muhammad Nurhadi alias MN di Gili Trawangan pada Rabu, 16 April 2025 dinilai ada kejanggalan. Tewasnya almarhum yang disebut tenggelam masih menyisahkan tanda tanya karena belum diterima kerabat korban.

Jasad Brigadir MN yang tak dilakukan autopsi membuat tabir kematiannya menimbulkan pertanyaan. Hal itu ditambah Polda NTB yang tak memberikan pernyataan.

Brigadir MN ditemukan tewas tenggelam di kolam renang sebuah penginapan di Gili Trawangan.

Kades Gili Trawangan, Dana mengaku tak tahu banyak tentang kematian korban. “Saya tidak tahu infonya. Hanya dapat info kalau ada anggota polisi yang meninggal. Cuma itu,” kata Dana, Sabtu, 26 April 2025.

Dana pun meminta awak media agar menghubungi kepala dusun setempat bernama Husni untuk menggali informasi kematian MN.

Namun, Husni tak merespons saat coba dihubungi. Bahkan untuk nama tempat penginapan, orang terdekat korban tak mengetahui.

Ilustrasi kantong jenazah.

Photo :

  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Sementara, salah seorang pemandi jenazah almarhum, Taufiq Mardanu menceritakan kejanggalan saat jenazah korban tiba di rumah duka.

Dia mengatakan ada luka memar di atas mata sebelah kanan korban. Luka tersebut mengeluarkan darah terus menerus, bahkan setelah korban dimandikan.

Menurut Taufiq, jasad korban saat datang dalam kondisi dingin.

“Datang hari Kamis (minggu lalu). Mata sebelah kanan luka pas di bawah alis mata. Kayak memar tapi terus keluar darah. Sampai habis dimandikan keluar darah,” ujarnya.

Ia menuturkan terdapat lebam di belakang leher jenazah korban.

“Belakang leher kayak memar,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi tubuh korban terdapat banyak luka.

“Pinggang juga memar, sama jari-jari kakinya, punggung kaki luka sobek. Lututnya juga memar,” katanya.

Selain itu, darah juga terus keluar dari hidung korban.

“Keluar darah dari hidungnya,” ujarnya.

Taufiq mengaku merupakan teman sekolah almarhum. Dia mengenal MN sebagai sosok yang baik dan bertanggungjawab.

Dia mengatakan MN memiliki dua anak yang masih kecil usia 5 tahun dan 1 bulan.

“Waktu saya mandiin almarhum, anaknya yang paling besar digendong. Dia bilang ‘mau diapain ayah saya?’ saya jawab mau dimandiin," ujarnya. 

"Dia nanya ‘terus mau diapain’, saya bilang dikubur. Dia nanya lagi kapan ayah bangun, langsung saya sedih dengar itu,” ujarnya.

Menurut dia, sekitar 6 sampai 7 orang yang memandikan jenazah, bertanya-tanya dengan kondisi almarhum.

Dari informasi beredar, korban sebelumnya bersama beberapa rekan polisi di area tempat penginapan Gili Trawangan. Awalnya korban bersantai di area tempat penginapan sekitar pukul 16.40 Wita. Lalu, korban kemudian mulai berenang sekitar pukul 17.00 Wita.

Namun, tiba-tiba salah seorang rekannya melihat korban berada di dasar kolam saat memasuki area penginapan. Rekannya ketika itu langsung mengevakuasi korban ke pinggir kolam dan memanggil temannya.

Rekan korban selanjutnya menghubungi pihak penginapan untuk minta bantuan. Pihak penginapan lalu menghubungi tenaga medis di Gili Trawangan. 

Kemudian, tenaga medis coba menyadarkan korban. Tapi, korban tidak merespon. Dia kemudian dibawa ke klinik.

Korban pun di bawa ke klinik untuk dilakukan pengecekan EKG. Tapi, tenaga medis menyebut detak jantung korban sudah tidak terdeteksi. Akhirnya, sekitar pukul 22.14 Wita, dokter menyatakan Brigadir MN telah meninggal dunia.

Halaman Selanjutnya

Sementara, salah seorang pemandi jenazah almarhum, Taufiq Mardanu menceritakan kejanggalan saat jenazah korban tiba di rumah duka.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |