Jakarta, VIVA – Dalam konferensi pers bersama di Jakarta, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menekankan komitmen bersama mereka untuk memperkuat kemitraan Turki-Indonesia.
Presiden Prabowo menyoroti pentingnya dukungan lebih lanjut terhadap kerja sama industri pertahanan antara kedua negara dan mencatat bahwa tahun 2050 akan menjadi titik balik penting saat mereka mempersiapkan peringatan seratus tahun hubungan diplomatik antara Turki dan Indonesia.
Sebagai tanggapan, Erdogan membahas rencana untuk menyeimbangkan dan memperluas perdagangan bilateral hingga US$ 10 miliar (Rp 163,6 triliun) yang menandakan tujuan ambisius untuk kolaborasi ekonomi di masa mendatang.
Ia juga menekankan kebutuhan mendesak untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
"Erdogan menegaskan kembali bahwa perdamaian di Gaza dan Palestina merupakan prasyarat untuk stabilitas di kawasan yang lebih luas," menurut laporan ANews, Rabu 12 Februari 2025.
Mengenai masalah Gaza, presiden Turki itu memuji dukungan Indonesia yang konsisten terhadap perjuangan Palestina dan menegaskan kembali bahwa Turki akan terus bekerja sama dengan Indonesia dalam upaya rekonstruksi.
Ia juga menekankan bahwa kerugian hampir US$ 100 miliar (Rp 1,6 kuadriliun) yang disebabkan oleh serangan Israel selama 15 bulan di Gaza harus dibayarkan oleh pihak yang bertanggung jawab, sesuai dengan prinsip hukum.
Daftar 13 Kerja Sama Indonesia-Turki: dari Keagamaan, Pabrik Drone, hingga Kantor Berita
Presiden RI, Prabowo Subianto menyaksikan delegasi Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan delegasi Turki,
VIVA.co.id
12 Februari 2025