Jawa Barat, VIVA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang praktik penggalangan dana di jalan raya, termasuk yang mengatasnamakan pembangunan rumah ibadah seperti masjid. Ia menilai kegiatan tersebut mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan citra negatif terhadap agama.
Larangan tersebut disampaikan Dedi saat dalam perjalanan menghadiri acara Hari Jadi Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 10 April 2025. Di tengah perjalanan, ia sempat menghentikan laju kendaraannya untuk menegur seorang pria berbaju kuning yang meminta sumbangan di pinggir jalan dengan menggunakan alat penangkap ikan.
“Setiap hari bikin macet jalan, katanya untuk pembangunan masjid. Mulai hari ini saya hentikan. Tidak boleh lagi minta-minta di jalan, karena bikin macet dan citra Islam jadi jelek,” ujar Dedi melalui akun YouTube resminya.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu menyoroti salah satu kasus penggalangan dana yang dilakukan di jalan untuk pembangunan Masjid Al-Abror, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Ia menilai cara tersebut tidak tertib dan berpotensi menimbulkan trauma bagi pengguna jalan.
Sebagai bentuk kepedulian, Dedi pun memberikan bantuan pribadi sebesar Rp30 juta untuk pembangunan masjid tersebut. Ia berharap bantuan itu dapat menggantikan praktik penggalangan dana yang dilakukan di jalan serta mempercepat proses pembangunan rumah ibadah.
Menariknya, saat ditanya alasan pria berbaju kuning yang ditegur tersebut bersedia menghentikan aksinya, jawabannya polos. Ia menyatakan bersedia berhenti karena telah menerima sumbangan dari sang gubernur.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Tak hanya menyoroti soal ketertiban, Dedi juga mengangkat persoalan lingkungan di sekitar lokasi. Ia meminta masyarakat untuk membersihkan sungai sebagai bentuk imbal balik dari bantuan yang telah diberikannya.
“Sekarang saya hanya minta satu kepada para warga, bersihkan sungai di kampung ini, sebagai imbalan bersihkan semua,” katanya.
“Buang sampah ke sungai itu dosa. Tapi mungut sampah, itu ibadah, tolong sampaikan itu nanti di mimbar masjid ini,” tambahnya.
Dedi pun mengajak masyarakat Sukabumi dan seluruh warga Jawa Barat untuk menjadi teladan dalam menjaga kebersihan, ketertiban, serta memperkuat nilai-nilai gotong royong.
“Pokoknya, orang Sukabumi, orang Jawa Barat harus jadi teladan. Jaga lingkungan, jaga ketertiban,” tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Tak hanya menyoroti soal ketertiban, Dedi juga mengangkat persoalan lingkungan di sekitar lokasi. Ia meminta masyarakat untuk membersihkan sungai sebagai bentuk imbal balik dari bantuan yang telah diberikannya.