Aceh, VIVA – Tim Gading 3 Kopassus yang dipimpin oleh Letda Inf Richard Sangari kembali ke pos setelah menjalankan patroli selama sepuluh hari di wilayah Bukit Selamat dan Bukit Hitam, Aceh Timur pada Kamis, 25 Maret 2004.
Namun, setibanya di pos pukul 16.00 WIB, mereka segera menerima perintah operasi dari Danki Gading, Kapten Inf Agung Udaya, untuk melakukan penyergapan terhadap kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di sekitar Gunung Teteh, Rantau Panjang, Aceh Timur.
Tanpa menunda waktu, Letda Inf Richard Sangari mengumpulkan prajuritnya dan membagi tugas-tugas operasi. Pasukan dijadwalkan bergerak menuju sasaran pada pukul 03.00 WIB tanggal Jumat, 26 Maret 2004.
Malam itu, sekitar pukul 23.00 WIB, Prada Heroik Teguh Putra mendatangi komandannya dan meminta izin untuk ikut dalam operasi.
"Ijin Danton, saya sudah diizinkan oleh Danki untuk ikut patroli. Masa saya hanya di Komando Kompi saja? Saya akan patroli, Dantim," ujar Prada Heroik, dikutip VIVA dari Instagram Penkopassus, Kamis, 13 Februari 2025.
Mendengar permintaan itu, Letda Richard segera memberi izin dan memerintahkan Heroik untuk bersiap.
Pada pukul 03.00 WIB, Tim Gading 3 mulai bergerak menuju sasaran. Dua jam kemudian, mereka tiba di titik pencar. Prada Heroik dan Pratu Hartono ditugaskan di posisi penutup, sementara kelompok penyerang yang dipimpin langsung oleh Letda Richard mencari posisi kelompok GAM.
Pada pukul 06.45 WIB, Letda Richard bersama caraka Prada Aceng berhasil menemukan posisi lawan yang berada di puncak bukit dengan jarak sangat dekat, sekitar 1,5 meter. Tanpa ragu, Letda Richard segera menembak mati tiga anggota GAM dan menyita dua pucuk senjata M16.
Saat sisa kelompok GAM berusaha melarikan diri, mereka dihadang oleh kelompok penutup. Prada Heroik dan Pratu Hartono berhasil menembak mati dua anggota GAM lainnya dan menyita dua pucuk senjata AK-47.
Mereka terus mengejar dua anggota GAM yang berusaha melarikan diri ke arah irigasi sawah. Namun, dalam baku tembak yang sengit, peluru lawan mengenai pangkal paha Prada Heroik. Dengan suara lemah, ia berteriak, "Astagfirullah, saya kena!"
Pratu Hartono juga terkena tembakan di bagian paha. Rekan-rekan mereka segera menarik keduanya ke tempat yang lebih aman untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Bintara kesehatan, Sertu Sumardi, dengan sigap berusaha menghentikan pendarahan Prada Heroik dan Pratu Hartono dengan membalut luka mereka serta memasang infus. Namun, situasi semakin sulit karena dua anggota GAM yang tersisa terus menembaki posisi pasukan.
Peluru musuh mengenai kaki Sertu Solihin dan menyerepet kerah baju Sertu Enjang. Letda Richard segera menghubungi Satgas Pur 1 untuk meminta evakuasi helikopter. Sayangnya, kondisi medan yang berbahaya membuat helikopter tidak bisa segera mendarat.
Semakin banyak darah yang hilang, kondisi Prada Heroik dan Pratu Hartono semakin kritis. Hingga akhirnya, di tengah suasana yang penuh haru, Sertu Sumardi berteriak, "Dantim, Heroik dan Hartono sudah nggak ada!" Seketika suasana berubah menjadi kesedihan mendalam bagi seluruh prajurit.
Marah dan duka, mendorong Praka Anang dan Praka Kadek berinisiatif mencari posisi musuh yang tersisa. Dengan merayap melalui sawah, mereka akhirnya menemukan persembunyian GAM di balik irigasi. Dalam hitungan detik, keduanya menembak mati dua anggota GAM terakhir dan menyita dua pucuk senjata AK-47.
Pertempuran berakhir dengan kemenangan bagi Tim Gading 3, yang berhasil merebut enam pucuk senjata dan menewaskan delapan anggota GAM. Namun, kemenangan ini harus dibayar mahal dengan gugurnya dua prajurit terbaik, Prada Heroik Teguh Putra dan Pratu Hartono, yang bertempur dengan gagah berani hingga akhir hayat mereka.
Sebagai penghormatan atas pengorbanan mereka, nama Prada Anumerta Heroik Teguh Putra dan Pratu Anumerta Hartono diabadikan menjadi nama gedung dan lapangan olahraga di Grup 1 Kopassus, Serang. Semangat juang dan pantang menyerah mereka akan selalu menjadi inspirasi bagi seluruh prajurit TNI.
Halaman Selanjutnya
Pada pukul 03.00 WIB, Tim Gading 3 mulai bergerak menuju sasaran. Dua jam kemudian, mereka tiba di titik pencar. Prada Heroik dan Pratu Hartono ditugaskan di posisi penutup, sementara kelompok penyerang yang dipimpin langsung oleh Letda Richard mencari posisi kelompok GAM.