Jakarta, VIVA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol 0,51 persen atau 35,49 poin di akhir sesi pertama perdagangan Rabu, 19 Februari 2025. Alhasil, IHSG melemah ke level 6.838,05.
Phintraco Sekuritas melaporkan, pergerakan indeks terpantau berada dalam rentang area 6.813-6.886. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 5,52 triliun.
Secara teknikal, indikator menunjukan pergerakan sideaways. Selain itu, Stochastic RSI telah berada pada area overboughtnya.
"Oleh karena itu, IHSG diprediksi pergerakan akan berada di kisaran area 6800-6850 pada sesi kedua perdagangan hari ini," demikian tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.
Koreksi IHSG selaras penurunan sejumlah sektor saham. Sektor keuangan menyusut 0,77 persen, sektor kesehatan menurun 0,70 persen dan sektor consumer non primer melemah 0,64 persen.
Meski IHSG berakhir di zona merah, sebagian sektor saham lainnya berhasil membukukan hasil positif. Sektor teknologi melejit 5,54 persen, sektor industri meningkat 0,76 persen dan sektor consumer primer melonjak 0,53 persen.
Emiten dengan frekuensi transaksi paling sering meliputi saham GOTO, BUMI dan BRMS. Sedangkan, emiten yang mencatat nilai transaksi tertinggi dikuasai saham bank besar seperti saham BBRI, BBCA dan BMRI.
Data Phintraco Sekuritas turut memperlihatkan deretan emiten top gainers di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham yang menorehkan lompatan harga signifikan diantaranya:
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Saham PGEO mengukir kenaikan sebanyak 30 poin atau 3,45 persen menjadi 900.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Saham INDF menyusul penguatan sebesar 2,87 persen atau 255 poin ke level 8.075.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
Volume Penjualan Pasar Domestik Semen Capai 13,492 Juta Ton,,, Semen Indonesia
Photo :
- VIVA/Muhamad Solihin
Saham SMGR meningkat 2,50 persen atau 70 poin menjadi 2.870.
Halaman Selanjutnya
Emiten dengan frekuensi transaksi paling sering meliputi saham GOTO, BUMI dan BRMS. Sedangkan, emiten yang mencatat nilai transaksi tertinggi dikuasai saham bank besar seperti saham BBRI, BBCA dan BMRI.