Jakarta, VIVA – Sebuah studi baru menunjukkan kalau tidur siang meningkatkan kemampuan otak dalam memecahkan masalah.
Peneliti dari Texas State University, Amerika Serikat (AS) menguji pemecahan masalah analogis, di mana otak manusia memecahkan masalah menggunakan metode yang berhasil diterapkan pada masalah serupa di masa lalu.
"Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa ketika suatu masalah tampaknya tidak dapat dipecahkan, maka frasa 'tidur saja dan pikirkan lagi' mungkin ada benarnya, terutama jika tidur mencakup REM (tahap tidur yang ditandai dengan gerakan mata yang cepat)," tulis para peneliti, seperti dikutip dari situs Sciencealert, Jumat, 21 Februari 2025.
Penelitian ini melibatkan 58 peserta, yang diperlihatkan serangkaian masalah yang diikuti dengan solusi.
Selanjutnya, mereka diberikan serangkaian masalah serupa lainnya – pada rangkaian kedua ini, tidak ada solusi yang disertakan, tetapi teka-teki dapat diselesaikan menggunakan proses mental yang sama seperti pada kelompok pertama.
Kemudian, ada jeda dua jam, di mana 28 peserta tidur selama 110 menit, sementara 30 lainnya diminta untuk tetap terjaga. Kelompok yang tidur siang diukur waktu REM menggunakan headset EEG saat mereka tidur.
Setelah jeda, percobaan dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk melihat kembali soal-soal yang gagal mereka pecahkan pada set kedua.
Mereka yang tidur siang ditemukan lebih baik dalam memecahkan masalah yang membingungkan mereka pada awalnya, dan jumlah tidur REM yang mereka alami dikaitkan dengan kemungkinan memecahkan masalah tersebut.
Hal ini terjadi meskipun orang yang tidur siang dan yang tidak tidur siang memiliki skor yang sama dalam pemecahan masalah sebelum istirahat.
Orang yang tidur siang juga lebih baik dibanding kelompok yang terjaga dalam memperhatikan kesamaan antara masalah pada set pertama dan kedua.
"Hasil ini menunjukkan bahwa tidur meningkatkan kemampuan memecahkan masalah sasaran yang awalnya tidak dapat dipecahkan dan menunjukkan bahwa tidur REM meningkatkan penggunaan transfer analogis dengan menyoroti kesamaan antara masalah sumber dan sasaran yang tidak diperhatikan sebelum tidur siang," tulis para peneliti.
Menurut mereka, manusia tidak dapat memastikan adanya hubungan sebab dan akibat secara langsung di sini, tetapi ada hubungan yang kuat.
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tidur dikaitkan dengan keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik secara kreatif, dan ketangkasan mental yang lebih baik dalam berbagai bidang.
Mengenai faktor tidur REM, para peneliti berpikir bahwa cara tahap tidur ini membantu kita menghubungkan memori baru dengan memori lama dapat bermanfaat untuk jenis teka-teki ini, di mana keterampilan yang ada perlu diingat kembali.
Mungkin sulit untuk meminta atasan memberi Anda waktu tidur siang selama 110 menit dalam sehari untuk meningkatkan produktivitas Anda di sore hari – tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa kita dapat menjadi pemecah masalah yang lebih baik setelah tidur siang.
"Tidur REM mungkin diperlukan untuk memfasilitasi pemecahan masalah ketika memerlukan rekombinasi aktif unsur-unsur masalah, seperti yang terjadi selama pemecahan masalah secara kreatif," tulis para peneliti.
Halaman Selanjutnya
Orang yang tidur siang juga lebih baik dibanding kelompok yang terjaga dalam memperhatikan kesamaan antara masalah pada set pertama dan kedua.