Gaza, VIVA – Militer Israel masih terus menggempur Gaza, Palestina. Serangan udara Israel di Gaza Utara itu menewaskan Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua.
Pihak Hamas membenarkan tewasnya Abdel Latif al-Qanoua karena Serangan Israel pada Kamis pagi, 27 Maret 2025.
Melansir dari Alarabiya, Al-Qanoua adalah tokoh Hamas terbaru yang tewas sejak Israel melanjutkan operasi militernya. Militer Israel sudah manargetkan Al-Qanoua dengan menyasar tendanya.
Adapun dari keterangan medis di Gaza, serangan udara Israel juga melukai beberapa orang. Sementara, serangan terpisah Israel menewaskan sedikitnya enam orang di Kota Gaza dan satu orang di Khan Younis di Gaza selatan.
Sebelumnya, militer Israel pada awal pekan ini telah membunuh Ismail Barhoum, anggota kantor politik Hamas. Lalu, pemimpin senior Hamas Salah al-Bardaweel juga jadi korban serangan Israel.
VIVA Militer: Pasukan Hamas Palestina
Photo :
- theconversation.com
Menurut sumber Hamas, baik Bardaweel maupun Barhoum adalah anggota badan pembuat keputusan Hamas yang beranggotakan 20 orang. 11 di antaranya telah tewas sejak dimulainya perang antara Hamas dengan Israel pada akhir 2023.
Adapun pekan lalu, Israel mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan. Zionis Israel langsung menggempur Gaza dengan serangan udara dan operasi darat. Cara Israel itu juga untuk meningkatkan tekanan pada Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditawannya.
Israel dan Hamas saling menuduh telah melanggar gencatan senjata. Gencatan senjata tersebut telah berlaku sejak Januari 2025.
Hamas yang masih menahan 59 dari sekitar 250 orang sandera menuduh Israel membahayakan upaya para mediator dalam menegosiasikan kesepakatan permanen guna mengakhiri pertempuran.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia memerintahkan serangan karena Hamas telah menolak proposal untuk mengamankan perpanjangan gencatan senjata.
Halaman Selanjutnya
Adapun pekan lalu, Israel mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan. Zionis Israel langsung menggempur Gaza dengan serangan udara dan operasi darat. Cara Israel itu juga untuk meningkatkan tekanan pada Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditawannya.