Kasus di Minahasa Utara Melonjak dalam 3 Tahun Terakhir, Ahli Tegaskan DBD Bukan Penyakit Musiman

8 hours ago 3

Minahasa Utara, VIVA – Sebagai salah satu wilayah endemik dengue, Kabupaten Minahasa Utara mengalami peningkatan kasus dengue dalam tiga tahun terakhir. Pada 2022 terdapat 116 kasus dengan 1 kematian, meningkat menjadi 404 kasus dengan 3 kematian pada 2023, dan meningkat lagi menjadi 800 kasus dengan 4 kematian pada 2024.

Tingkat kejadian (Incidence Rate/IR) DBD di kabupaten ini pun selalu di atas target nasional, yaitu 10/100.000 penduduk. Posisi kabupaten yang terletak di antara dua kota besar yaitu Manado dan Bitung, menyebabkan mobilitas penduduknya sangat tinggi, sehingga mempercepat terjadinya penularan virus dengue oleh nyamuk Aedes Aegypti. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, mengatakan, DBD adalah penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tingginya intensitas curah hujan memberikan peluang adanya tempat perindukan nyamuk ini seperti adanya air hujan di ban bekas, ember tempat menampung air yang terbuka, dan lainnya. 

“Penyakit DBD ditandai dengan beberapa gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya, seperti sakit kepala, tidak enak badan, mual, dan demam. Namun, demam pada DBD memiliki pola khas yang disebut sebagai siklus pelana kuda,” ujar Joune dalam keterangannya, dikutip Sabtu 26 April 2025.

“Kabar baiknya, DBD dapat dicegah. Pencegahan bisa dilakukan dengan memperkuat sistem imun untuk melawan serangan virus dengue, khususnya di Indonesia yang masih sangat rawan demam berdarah. Salah satu caranya adalah melalui pemberian vaksin DBD,” sambungnya.

Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara, dr. Stella Safitri, M.Kes., menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi dan menekan penyebaran virus dengue di Minahasa Utara.

“Sejalan dengan pemerintah pusat, dan dengan melibatkan lintas sektor serta lintas perangkat daerah bahkan masyarakat, kami telah menggiatkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur/mendaur ulang, plus berbagai tindakan pencegahan lainnya), abatisasi dan fogging,” bebernya.

Namun, menurut dr. Stella, sampai saat ini angka kasusnya masih tetap tinggi, sehingga tahun ini melalui kepemimpinan Bupati, Minahasa Utara telah menyediakan Vaksin DBD untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan diharapkan kasus DBD dapat menurun.

“Dinas Kesehatan akan mengimplementasikan pilot program vaksinasi dengue kepada 500 anak-anak SD/MI di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kalawat dan Kecamatan Dimembe. Kedua kecamatan ini dipilih karena merupakan wilayah endemik dengue dengan kasus tertinggi di Minahasa Utara,” jelas dr. Stella.

Pada 2024, Kecamatan Kalawat tercatat sebanyak 175 kasus (IR=0,6%), dan Kecamatan Dimembe dengan 169 kasus (IR=0,7%) dengan 2 kematian (CFR=1,9%).

Dokter spesialis anak, dr. Hesty Lestari, SpA, mengemukakan, vaksinasi merupakan salah satu bentuk investasi kesehatan terbaik dalam mencegah dan mengendalikan penyakit menular seperti dengue dan HPV DNA. 

“Untuk dengue, vaksin telah direkomendasikan oleh asosiasi medis di Indonesia dan dapat diberikan kepada kelompok usia 6 hingga 45 tahun. Di Kabupaten Minahasa Utara, program vaksinasi akan difokuskan pada anak-anak usia SD/MI, karena mereka termasuk kelompok yang paling rentan terhadap infeksi dan risiko dengue berat,” ungkapnya.

“Penting diketahui bahwa seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi berikutnya justru berisiko lebih parah. Itulah mengapa perlindungan sejak dini sangat penting. Namun, untuk mendapatkan manfaat optimal, vaksinasi harus dilakukan sesuai dengan dosis dan jadwal yang dianjurkan oleh dokter,” imbuhnya. 

Dokter Hesty menambahkan bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. 

“Penularan dengue bisa terjadi sepanjang tahun dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup seseorang. Karena itu, penting bagi orangtua, pendidik, dan seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan. Memberikan perlindungan sejak dini melalui edukasi, penerapan pola hidup bersih melalui penerapan Gerakan 3M Plus, dan memberikan akses terhadap pilihan pencegahan yang tersedia merupakan langkah nyata untuk menjaga masa depan anak-anak kita,” tutup dr. Hesty.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam menanggulangi dengue. 

“Kami menyadari bahwa pengendalian dengue merupakan proses panjang yang membutuhkan komitmen tinggi dari seluruh pemangku kepentingan untuk secara konsisten melaksanakan berbagai solusi pencegahan. Oleh karena itu, kami memberikan dukungan kepada setiap upaya yang dilakukan pemangku kepentingan di Indonesia dalam mengendalikan dengue,” tuturnya. 

“Indonesia merupakan negara pertama yang mengimplementasikan program vaksinasi dengue secara publik, dan Minahasa Utara menjadi wilayah pertama di Pulau Sulawesi yang mengambil langkah ini. Kami bangga dapat menjadi bagian dari gerakan yang begitu bermakna ini,” tutupnya. 

Halaman Selanjutnya

“Sejalan dengan pemerintah pusat, dan dengan melibatkan lintas sektor serta lintas perangkat daerah bahkan masyarakat, kami telah menggiatkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur/mendaur ulang, plus berbagai tindakan pencegahan lainnya), abatisasi dan fogging,” bebernya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |