VIVA – Marc Marquez sapu bersih seri pertama MotoGP 2025 dengan menjadi juara satu saat sprint race, atau balapan utama di Sirkuit Buriram, Thailand. Bahkan saat sesi latihan bebas dia juga yang tercepat.
Adapun di balik performanya yang menggila saat debut bersama Ducati Lenovo, ada salah satu hal menarik yang menjadi sorotan publik, yaitu ketika Marc Marquez tiba-tiba melambat dan disusul Alex Marquez saat race.
Pembalap Ducati, Marc Marquez
Aksinya itu dinilai disengaja agar balapan terlihat seru dan lebih menarik untuk disaksikan, dibandingkan Marc harus balapan sendiri di depan untuk meninggalkan Alex dan Francesco Bagnaia sampai garis finis.
Tapi gap waktu yang diciptakan itu ternyata karena tekanan ban Ducati Desmosedici GP25 yang ditunggangi MM93 belum sesuai aturan saat memasuki putaran ke-7. Sehingga pada tikungan ke-3 dia melambat untuk disusul adiknya.
Manajer Ducati Lenovo Davide Tardozzi, mengaku deg-degan karena detak jantungnya menjadi tinggi saat melihat Marc melambat dengan cara yang aneh. Karena seharusnya bisa melambat dengan cara berbeda.
“Detak jantung saya mencapai 200 bpm. Namun ketika masuk tikungan 5 dia membuntuti Alex dengan cara normal. Barulah saya mengerti apa yang sedang terjadi,” ujar Tardozzi, dikutip TNT Sports, Rabu 5 Maret 2025.
Juara dunia 6 kali itu melambat karena sadar tekanan angin pada ban Desmosedici tunggangannya kurang memenuhi syarat, sehingga jika posisinya selalu di depan tidak akan mencapai tekanan yang sesuai peraturan.
Sehingga dia sengaja melambat hingga disusul Alex Marquez. Karena pembalap harus menjaga tekanan ban minimal 1,8 bar selama 60 persen jalannya balapan. Nah jika angka itu tidak tercapai akan terkena penalti.
Penalti itu berupa tambahan waktu 16 detik, maka jika sampai garis finis baby alien mendapatkan hukuman tersebut, artinya tidak sah menjadi juara pertama walaupun finis lebih dulu.
Padahal sekelas pabrikan seharusnya sudah mengetahui strategi yang perlu dilakukan, namun karena Marc beralasan soal tekanan angin, maka Tardozzi mencari data sesungguhnya saat dia melambat.
“Saya rasa para insinyur kami selalu menghitung suhu dengan sangat baik. Namun pada akhirnya kami harus melihat data, karena berbicara tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi tidaklah baik,” tuturnya.
Melihat aksi ‘Semut Carvera’ mengusai jalannya balapan, Francesco Bagnaia yang berada di urutan ke-3 menganggap dipermainkan oleh rekan setimnya. Karena menurut Pecco bisa saja Marc mencatatkan waktu yang lebih cepat.
“Marc mempermainkan kami sepanjang balapan. Ambisi saya adalah finis kedua, tapi finis ketiga, dan dia melaju lebih lambar dan kehilangan waktu di beberapa bagian sirkuit. Jika Marc mau, dia bisa memenangkan balapan dengan selisih lebih dari 5 detik,” ucap murid Valentino Rossi itu.
Halaman Selanjutnya
Juara dunia 6 kali itu melambat karena sadar tekanan angin pada ban Desmosedici tunggangannya kurang memenuhi syarat, sehingga jika posisinya selalu di depan tidak akan mencapai tekanan yang sesuai peraturan.