Struktur Organisasi Lengkap BPI Danantara Diumumkan Pekan Depan

• 

• Bisnis

Kamis, 6 Maret 2025 - 00:04 WIB

Jakarta, VIVA – Chief Executive Officer Rosan Roeslani mengaku struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan diumumkan ke publik pekan depan.

"Dalam waktu dekat, mungkin minggu depan saya rasa kita akan umumkan nama-nama tersebut," kata Rosan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Maret 2025.

Rosan mengatakan, pihaknya sudah melaporkan beberapa nama disertai daftar riwayat hidup atau CV kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Ia mengaku nama-nama yang dilaporkan ahli di bidangnya.

"Sehingga dari publik, dari masyarakat bisa melihat dan bisa menilai bahwa nama-nama yang duduk sebagai pengelola dan juga manajemen di Danantara ini adalah nama-nama yang reputable, yang terbukti track record-nya, yang bersih dan memang expertise di bidangnya," ujar dia.

Di sisi lain, Presiden Prabowo ingin strukturisasi kepengurusan Danantara tidak ada orang titipan. Prabowo mau Danantara diisi oleh orang-orang terbaik di bidangnya.

"Bapak Presiden menyampaikan kepada kami bahwa pilihlah orang orang terbaik dalam tim Danantara, tidak boleh ada titipan-titipan, pilih yang terbaik," ucap Rosan.

Sebagai informasi, Prabowo resmi meluncurkan Danantara pada 24 Februari 2025. Ia menuturkan, Danantara akan menjadi salah satu dana kekayaan negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia.

Presiden Prabowo membeberkan arti dari nama Daya Anagata Nusantara (Danantara) merupakan kekuatan dana investasi masa depan Indonesia. Danantara nantinya akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke berbagai proyek berkelanjutan dan berdampak tinggi.

"Sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain,” lanjutnya," imbuh Prabowo. 

Dengan begitu, diharapkan akan memberikan andil signifikan terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Lebih lanjut, putra Soemitro mengungkapkan pendanaan awal diprediksi mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 327,4 triliun (estimasi kurs Rp 16.370).