Jakarta, VIVA – Jajaran Kabinet Merah Putih akan terbang ke Amerika Serikat (AS) mulai 16-23 April 2025, guna melakukan negosiasi dengan pemerintah AS terkait tarif resiprokal atau timbal balik 32 persen. Sejumlah bakal pun dipersiapkan pemerintah agar negosiasi berjalan lancar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, beberapa pejabat yang berangkat ini diantaranya dia, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu.
"Pada tanggal 16-23 nanti beberapa menteri yang ditugaskan oleh Pak Presiden dan juga hadir disini Ketua OJK. Sehingga kami akan bertemu dengan USTR, dengan Sekretaris Comers, dengan Menteri Sekretaris State, dan juga Sekretari Treasury," ujar Airlangga Senin, 14 April 2025.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Sarasehan Ekonomi bersama Presiden
Airlangga mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington untuk melakukan negosiasi terkait tarif impor ini.
Dia menjelaskan, pemerintah sudah mempersiapkan non paper yang relatif lengkap terkait dengan tarif, Non Tariff Measures (NTMs), hingga investasi.
"Kami sudah mempersiapkan non-paper yang relatif lengkap baik itu yang terkait dengan tarif, terkait dengan non-trade measures atau non-tarif barrier, dan juga terkait dengan investasi dan juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerja sama beyond perdagangan. Jadi trade investment dan juga di sektor keuangan," jelasnya.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Maret 2025
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Airlangga mengatakan, dalam negosiasi ini pemerintah juga berencana untuk mengkompensasikan delta baik ekspor dan impor dengan besaran US$18 miliar hingga US$19 miliar,
"Nah oleh karena itu secara teknis sudah dipersiapkan komoditasnya. Dan secara teknis juga Indonesia juga akan ada selain mengundang investasi Amerika di Indonesia. Indonesia juga akan ada perusahaan yang akan investasi di Amerika," imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Source : VIVA.co.id/Yeni Lestari