Shanghai, VIVA – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan skema insentif baru bagi kendaraan komersial listrik. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mempercepat transformasi menuju industri otomotif rendah emisi dan meningkatkan daya saing ekspor nasional.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko S.A. Cahyanto mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita belum lama ini melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan SAIC Motor Corp., Ltd. di Shanghai. Pertemuan tersebut juga dihadiri CEO PT SGMW Motor Indonesia, Tang Wensheng, untuk membahas penguatan kemitraan industri otomotif antara Indonesia dan Tiongkok.
“Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi kepada SAIC Group atas kontribusinya dalam mendukung pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut dengan memperbanyak lini produk kendaraan ramah lingkungan yang sesuai dengan karakteristik konsumen Indonesia,” uja Eko, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi, Sabtu 11 Oktober 2025.
SAIC Motor Corp. merupakan salah satu produsen mobil terbesar di Tiongkok, membawahi merek seperti Wuling, MG, Baojun, dan Maxus. Melalui anak usahanya, PT SGMW Motor Indonesia, perusahaan ini telah berinvestasi dalam fasilitas manufaktur dan kawasan industri pemasok di Cikarang sejak 2015.
Eko menyampaikan bahwa PT SGMW Motor Indonesia telah berhasil memproduksi kendaraan komersial listrik dengan tingkat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis produksi lokal.
“Kami mengapresiasi PT SGMW Motor Indonesia yang telah memproduksi kendaraan komersial listrik dengan tingkat TKDN lebih dari 40%. Ini menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk mempercepat transisi menuju industri otomotif rendah emisi,” kata Eko.
Dalam pertemuan itu, SAIC Motor menyampaikan harapan agar pemerintah Indonesia mempertahankan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) untuk kendaraan listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV). Selain itu, perusahaan juga mengusulkan perluasan insentif untuk mencakup kendaraan komersial BEV, seperti model MitraEV yang telah diproduksi di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Eko menjelaskan bahwa usulan itu saat ini tengah dibahas di tingkat internal pemerintah. “Untuk usulan keberlanjutan insentif PPNDTP maupun penambahan lingkup insentif PPNDTP untuk kendaraan komersial saat ini sedang dalam pembahasan internal pemerintah,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Pemerintah juga mendorong SAIC dan SGMW untuk memperluas lini produk sesuai kebutuhan konsumen Indonesia, serta menambah investasi baru dalam rangka meningkatkan TKDN. Langkah ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik di kawasan ASEAN.