Jakarta, VIVA – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) merilis kinerja keuangan periode 2024. Laporan keuangan tersebut menunjukkan penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 23,6 triliun.
Berdasarkan data yang dipublikasikan pada Jumat, 18 April 2025, perseroan mencatatkan keuntungan mencapai Rp 24,5 persen pada tahun 2023. Artinya Telkom Indonesia mengalami penyusutan laba sebesar sebesar 3,7 persen secara year on year (yoy).
Laba usaha turut mengalami penyusutan sebesar 3,1 persen dari Rp 44,3 triliun menjadi Rp 42,9 triliun. Selain itu, laba sebelum pajak penghasilan juga merosot sekitar 4 persen menjadi Rp 39,1 triliun dari Rp 40,7 triliun pada tahun 2023.
Adapun laba tahun berjalan emiten teknologi pada tahun 2024, yakni sebesar Rp 30,7 triliun di mana tahun sebelumnya sukses mengantongi Rp 32,2 triliun. Meski mengalami penurunan laba, pendapatan Telkom Indonesia sepanjang tahun 2024 mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 149,9 triliun dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 149,2 triliun.
Ilustrasi Tantangan Ekonomi
Photo :
- freepik.com/freepik
Mengacu pada penutupan perdagangan Kamis, 17 April 2025, saham TLKM menguat 2,82 persen atau 70 poin ke level 2.550. Selama sesi perdagangan hari itu, saham TLKM sempat menyentuh area 2.650 sebagai titik tertingginya.
Sebelumnya, Vice President (VP) Investor Relations TLKM, Octavius Oky Prakarsa menyampaikan rencana perseroan melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang diumumkan pada keterbukaan informasi. Oky menuturkan, alokasi dana untuk buyback saham sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3 triliun.
Manajemen Telkom Indonesia akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 27 Mei 2025 guna meminta persetujuan dari para pemegang saham terkait aksi korporasi tersebut. Jika disetujui maka pelaksanaan buyback saham akan dilaksanakan dalam 12 bulan ke depan, yaitu mulai 28 Mei 2025 - 27 Mei 2026.
Oky menegaskan, saham yang akan dibeli Telkom tidak akan melebihi 10 persen dari jumlah modal yang disetor dan ditempatkan perseroan. Oky menjelaskan, perseroan juga memperhatikan porsi saham publik (free float) minimal 7,5 persen, guna memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang dan prospek yang dimiliki perseroan.
Menurutnya, buyback saham merupakan upaya perseroan dalam menjaga keharmonisan antara kondisi pasar dan fundamental perseroan. Di samping itu, menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan dalam usaha mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya
Manajemen Telkom Indonesia akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 27 Mei 2025 guna meminta persetujuan dari para pemegang saham terkait aksi korporasi tersebut. Jika disetujui maka pelaksanaan buyback saham akan dilaksanakan dalam 12 bulan ke depan, yaitu mulai 28 Mei 2025 - 27 Mei 2026.