Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menegaskan, pengumuman Fitch Ratings yang kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada ‘BBB’ dengan Outlook stabil, merupakan bukti keyakinan global terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, penegasan peringkat kredit Indonesia tersebut mencerminkan keyakinan global terhadap ketahanan ekonomi dan stabilitas sektor keuangan nasional yang terjaga dengan baik.
"Yang didukung oleh kredibilitas kebijakan dan bauran sinergi kebijakan yang kuat, antara Pemerintah, OJK, dan pemangku kepentingan terkait lainnya," kata Mahendra dalam keterangannya, Kamis, 13 Maret 2025.
Menurutnya, OJK senantiasa berupaya memperkuat stabilitas sektor jasa keuangan yang inklusif, guna mendukung program prioritas pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Ilustrasi Obligasi
Photo :
- Facebook/Guaranty Trust
Upaya itu dilakukan melalui 4 program prioritas 2025, antara lain yakni penguatan kapasitas sektor jasa keuangan (SJK) dan penguatan pengawasan, optimalisasi kontribusi SJK mendukung pencapaian target program prioritas Pemerintah, pengembangan SJK untuk pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan, serta peningkatan efektivitas penegakan integritas dan perlindungan konsumen dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor.
Sebagai bagian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Mahendra menegaskan bahwa OJK akan terus memperkuat sinergi kebijakan guna menjaga stabilitas sistem keuangan.
"Serta terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita," ujarnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Sebagai informasi, Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada ‘BBB’ dengan Outlook stabil. Peringkat yang dipertahankan tersebut mencerminkan optimisme Fitch terhadap fundamental ekonomi Indonesia, khususnya prospek pertumbuhan jangka menengah yang solid dan kebijakan fiskal yang tetap terkendali.
Dalam laporannya, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,0 persen pada tahun 2025. Hal itu antara lain didorong oleh permintaan domestik yang kuat, belanja publik untuk proyek bantuan sosial dan infrastruktur, serta investasi swasta yang tetap positif dengan berkurangnya ketidakpastian kebijakan pasca pemilu 2024 serta hilirisasi yang terus berlanjut.
Halaman Selanjutnya
"Serta terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita," ujarnya.