Profil Lindswell Kwok: Mantan Ratu Wushu yang Berani 'Senggol' Timnas Indonesia

7 hours ago 3

Jakarta, VIVA – Lindswell Kwok, mantan “Ratu Wushu Indonesia” kembali mencuri perhatian publik setelah menyuarakan kritik soal hadiah jam Rolex dari Presiden Prabowo kepada pemain Timnas Indonesia, dan menyoroti ketimpangan perhatian pemerintah terhadap cabang olahraga non-utama seperti wushu di tengah efisiensi anggaran.

Siapa Lindswell Kwok?

Lahir di Medan, Sumatera Utara, 24 September 1991.

Menelusuri karier wushu sejak usia muda, berkat dorongan kakaknya, Iwan Kwok (pengurus PBWI), dan dipercaya mewakili Indonesia saat berusia 14 tahun 

Gelar juara dunia wushu: di Kanada 2009, Malaysia 2013, Indonesia 2015, Polandia 2016, dan Rusia 2017 

Juara bertahan Kejuaraan Dunia 2015 di nomor taijijian dan taijiquan 

Medali emas Asian Games 2018 (total poin 19,50 di taijiquan‑taijijian) yang ditonton langsung Presiden Jokowi 

Meraih emas SEA Games beruntun: 2011, 2013, 2015, dan 2017 .

Berhenti dari atlet pada 2018, menikah dengan sesama atlet Achmad Hulaefi, menjadi mualaf, dan kini aktif membina wushu lewat klub “Lindswell Martial Art” di Jakarta

Mantan atlet wushu Indonesia, Lindswell Kwok.

Photo :

  • instagram.com/lindswell_k

Kritik Kontroversial Terhadap Hadiah Rolex

Belakangan ini, Lindswell Kwok menyampaikan kritik publik atas pemberian hadiah jam Rolex dari Presiden Prabowo kepada pemain Timnas Indonesia. Ia menyatakan bahwa gesture ini menunjukkan ketimpangan dukungan terhadap atlet, sementara banyak cabang olahraga—termasuk wushu—terabaikan dalam masa efisiensi anggaran pemerintah.

Efisiensi anggaran yang digelorakan Presiden Prabowo telah menghapus banyak dana untuk kegiatan rutin kementerian, termasuk pelatnas olahraga, studi banding, dan lainnya hingga Rp 306,7 triliun.

Dampaknya terasa keras pada cabang olahraga seperti wushu, yang di beberapa wilayah bahkan menghentikan pelatnas menjelang SEA Games.

Merasa prihatin, Lindswell menekankan bahwa pemerintah perlu adil dalam mendukung seluruh cabang olahraga, tidak hanya menyediakan hadiah glamor bagi cabang populer, tetapi juga memastikan kelangsungan pelatihan, fasilitas, dan perhatian jangka panjang untuk cabang non-prioritas.

Kesenjangan Dukungan Atlet: Sebuah Permasalahan Struktural

Efisiensi anggaran nasional telah menumbangkan sebagian besar dana operasional olahraga 

Pelatnas cabang seperti wushu dihentikan di berbagai daerah, meski wushu memang memiliki potensi prestasi tinggi .

Di sisi lain, tindakan simbolik seperti pemberian Rolex kepada pemain sepak bola mendapat sorotan publik sebagai bentuk prioritas yang berat sebelah.

Lindswell, sebagai figur yang pernah naik podium dunia, merasa bertanggung jawab untuk membela cabor yang telah membesarkan namanya. Ia mengajak pemerintah agar memadukan perhatian jangka panjang (seperti pelatnas, pembinaan atlet) dengan penghargaan prestasi, sehingga tercipta ekosistem olahraga yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Kesimpulan

Lindswell Kwok adalah contoh figur atlet sukses yang kini menggunakan posisinya untuk menyuarakan perubahan sistemik. Kritiknya terhadap pemberian hadiah Rolex bukan sekadar menyorot kemewahan, melainkan ingin menggeser paradigma dukungan atlet: dari selebrasi instan ke investasi stabil. Ia menuntut agar perhatian pemerintah terhadap cabor non-prioritas tidak tergerus, meskipun tekanan efisiensi anggaran terus berlangsung.

Dengan reputasinya sebagai juara dunia dan Asian Games, suara Lindswell membawa legitimasi moral—bahwa setiap atlet, bukan hanya yang berkiprah di stadion penuh kamera, layak mendapatkan dukungan berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya

Meraih emas SEA Games beruntun: 2011, 2013, 2015, dan 2017 .

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |