Kamis, 6 Februari 2025 - 18:35 WIB
VIVA – Rudal balistik buatan Korea Utara (Korut) yang digunakan militer Rusia, diklaim mengalami peningkatan akurasi yang signifikan. Sejak Desember 2024 lalu, rezim Kim Jong-un dikabarlan telah meningkatkan persenjataannya.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Ukrainska Pravda, peningkatan akurasi rudal balistik Korea Utara berada dalam jarak 50 hingga 100 meter dari sasaran yang dituju.
Data ini menunjukkan jika militer Korea Utara menggunakan medan perang sebagai media pengembangan teknologi rudalnya. Hal ini meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
Seperti yang diketahui, sekitar 12.000 tentara Korut dimobilisasi ke Rusia sejak Oktober 2024 lalu. Selain itu, Korea Utara juga mengirim sejumlah persenjataan seperti rudal balistik Hwasong-11 dan meriam M-1991.
VIVA Militer: Rudal balistik Hwasong-11 (KN-23) militer Korea Utara
Seorang sumber militer anonim mengatakan jika dalam beberapa pekan terakhir, militer Rusia telah menembakkan lebih dari 20 unit rudal balistik buatan Korea Utara ke wilayah Ukraina.
Sumber tersebut juga mengutip seorang pejabat pemerintah Ukraina, yang mengonfirmasi peningkatan akurasi serangan rudal Rusia ke wilayahnya.
Yang Uk, pakar senjata Institute for Policy Studies yang berbasis di Seoul, mengatakan bahwa peningkatan akurasi rudal Korea Utara menimbulkan ancaman keamanan yang semakin besar bagi Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.
"Itu dapat berdampak besar pada stabilitas di kawasan dan dunia," ucap Yang dikutip VIVA Militer dari Reuters.
VIVA Militer: Rudal balistik Hwasong-11 (KN-23) militer Korea Utara
Militer Korea Utara diklaim mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir dalam produksi persenjataan. Khususnya dalam pengembangan rudal jarak pendek dan menengah, yang menurut Pyongyang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Pada Januari 2025 lalu, Kepala Direktorat Militer Ukraina, Letnan Jenderal Kyrylo Budanov, menyatakan bahwa Korut akan meningkatkan pengiriman senjata ke Rusia.
Menurut Budanov, Korea Utara berencana akan mentransfer sekitar 150 unit rudal balistik ke Rusia. Di dalamnya termasuk rudal balistik jarak pendek Hwasong-11 yang oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) disebut KN-23.
Halaman Selanjutnya
Yang Uk, pakar senjata Institute for Policy Studies yang berbasis di Seoul, mengatakan bahwa peningkatan akurasi rudal Korea Utara menimbulkan ancaman keamanan yang semakin besar bagi Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.