Jakarta, VIVA — Indonesia harus siap memasuki babak baru teknologi kecerdasan buatan (AI). Perkembangan AI telah sampai pada titik yang dapat menghasilkan sebuah entitas yang memiliki persona digital yang hidup, hadir, dan dapat merespons dunia nyata secara langsung.
Ini merupakan sebuah kemajuan pesat yang menjanjikan, dari yang semula hanya menciptakan teks, visual atau suara. Mari berkenalan dengan Project Nirmala.
Nirmala adalah metahuman AI pertama di Indonesia—bahkan Asia Tenggara—yang mampu berinteraksi secara real-time dengan publik. Metahuman AI interaktif ini sepenuhnya otonom tanpa kendali manusia di balik layar.
Dikembangkan oleh Ruang Waktu, creative-tech pertama asal Indonesia, Nirmala sebelumnya telah melakukan lebih dari lima sesi live di TikTok dan YouTube, yang mana telah teruji dapat membaca dan merespons komentar secara langsung dari publik tanpa jeda, tanpa naskah, dan tanpa operator.
Kehadiran Nirmala mengajak kita memaknai lebih dalam tentang “Apakah suatu saat nanti AI akan menggantikan manusia?” — pertanyaan tersebut terus membayangi perkembangan teknologi AI dunia.
Terlebih lagi, menurut International Monetary Fund (IMF), keberadaan AI dinilai dapat berdampak pada 40 persen pekerjaan di seluruh dunia, menggantikan beberapa bidang pekerjaan dan melengkapi berbagai profesi lainnya.
“Ini adalah era baru, sebuah revolusi industri. Namun, kami ingin Indonesia bukan hanya menonton dan menikmati saja, tetapi menjadi pemain utama. Jangan sampai bangsa kita sekadar berdiri di belakang para developer (pengembang) ternama dunia,” ujar Seto Hendrianto, Co-Founder Ruang Waktu, Jumat, 20 Juni 2025.
Kehadiran metahuman AI seperti Nirmala menawarkan potensi besar bagi ekosistem digital berbagai industri.
Sebagai AI interaktif, Nirmala dapat berperan sebagai perwakilan brand yang selalu aktif 24/7, mendukung layanan pelanggan dengan pendekatan yang lebih personal, serta menjadi talenta digital yang bersifat skalabilitas tanpa batasan waktu dan lokasi.
Selain itu, Nirmala dapat membantu menciptakan komunikasi manusia-mesin yang lebih natural dan manusiawi, sehingga memperkuat hubungan brand dengan audiens secara berkelanjutan.
Visual AI juga berpotensi menjadi ujung tombak transformasi industri. Di sektor retail dan e-commerce, AI dapat berperan sebagai asisten dan perwakilan digital yang siap melayani pelanggan kapan saja, di mana saja. Di industri layanan pelanggan dan hospitality, AI bisa diandalkan sebagai concierge atau resepsionis virtual.
Tidak berhenti di situ, pada bidang media dan hiburan, AI dapat tampil sebagai streamer, host, atau presenter digital, membuka peluang baru dalam penyampaian konten dan interaksi audiens.
“Kami sudah menguji Nirmala dalam beberapa kali kesempatan secara langsung. Dalam tes tersebut, kemampuan otonomnya terbukti dapat membaca dan merespons komentar penonton secara real-time tanpa intervensi manusia,” tutur Seto.
Awal mula Project Nirmala
Perjalanan Project Nirmala dimulai pada 2020. Berawal dari mengeksplorasi teknologi metahuman dan potensi AI yang memiliki persona, hadirlah karakter digital bernama Demi di TikTok pada tahun 2021-2022. Project tersebut membawa bekal pelajaran yang menjadi pondasi untuk lahirnya Nirmala Kinandari.
Diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti ‘murni’, Nirmala mencerminkan visi sebagai entitas metahuman AI yang penuh energi positif, semangat, dan terbuka akan kolaborasi.
Secara persona, Nirmala adalah seorang antusias creative tech digital berusia 21 tahun yang aktif berbagi konten teknologi dengan cara yang menyenangkan dan menghibur.
Perjalanan Nirmala berlanjut ke akhir 2023, ketika mulai dikembangkan secara intens oleh tim Ruang Waktu. Pada Mei 2024, Nirmala mulai diperkenalkan ke publik melalui konten video-on-demand (VOD) dan sudah mulai melakukan siaran live interaktif pertama kali di YouTube pada Maret 2025 dan TikTok pada Mei 2025.
Dalam perjalanan pengembangannya, Nirmala tumbuh sebagai entitas AI yang memiliki persona, karakter, dan kehadiran visual layaknya manusia. Nirmala bukan chatbot, voicebot, atau CGI yang diputar ulang, melainkan metahuman yang sepenuhnya digerakkan oleh mesin AI secara otonom, tanpa campur tangan operator.
“Nirmala juga dapat berinteraksi secara real-time tanpa jeda. Hal itu terjadi berkat pengembangan teknologi yang dilakukan oleh tim kami. Tidak kalah penting, Nirmala memiliki identitas dan karakter yang konsisten, menjadikannya representasi digital yang autentik dan real,” jelas Seto.
Teknologi dan peta jalan
Nirmala, metahuman AI, ketika berinteraksi secara langsung.
Untuk menghadirkan metahuman AI yang mampu berinteraksi secara real-time, tentunya dibutuhkan berbagai dukungan teknologi yang mumpuni. Untuk Nirmala, Ruang Waktu melakukan pengembangan pada berbagai infrastruktur krusial.
Visual real-time Nirmala dibangun menggunakan Unreal Engine, yang memungkinkan tampilan metahuman yang sangat realistis. Sementara itu, percakapan yang alami dan dinamis dihasilkan melalui integrasi dengan Large Language Model (LLM).
Kombinasi teknologi ini memungkinkan Nirmala tampil sebagai pribadi AI yang responsif dan hidup. Untuk mengoptimalkan performa jaringan, Ruang Waktu mengembangkan AI routing pipeline serta latency optimizer, yang memungkinkan Nirmala merespons secara cepat dan instan.
Guna menjaga konsistensi karakter dan gaya komunikasi Nirmala dalam jangka panjang, tim Ruang Waktu menerapkan sistem persona memory yang memastikan sifat, nada bicara, dan kepribadiannya tetap terjaga di setiap interaksi dan segala kondisi.
Pada 2026, Ruang Waktu akan fokus mengembangkan kekayaan intelektual (IP) sekaligus berkontribusi pada masyarakat dengan memberikan multi access yang memungkinkan teknologi ini dapat diakses oleh masyarakat umum.
“Project Nirmala hanyalah permulaan dari revolusi ini. Dalam 2-3 tahun ke depan, kami berambisi untuk terus mengembangkan teknologi yang sepenuhnya otonom dan robotik. Harapannya, dapat membawa manfaat lebih bagi industri dan masyarakat secara luas,” tegas Seto.
Halaman Selanjutnya
Sebagai AI interaktif, Nirmala dapat berperan sebagai perwakilan brand yang selalu aktif 24/7, mendukung layanan pelanggan dengan pendekatan yang lebih personal, serta menjadi talenta digital yang bersifat skalabilitas tanpa batasan waktu dan lokasi.