Siap-siap! Pekerja Bisa Nikmati Kenaikan Gaji hingga Bonus Lebih Besar di 2026

1 day ago 2

Senin, 8 Desember 2025 - 12:15 WIB

Jakarta, VIVA – Malaysia kini mencatatkan optimisme baru di dunia kerja. Setelah melewati fase pemulihan pascapandemi, perusahaan mulai menunjukkan sinyal positif melalui rencana kenaikan gaji dan pemberian bonus yang lebih besar pada 2026. 

Temuan ini datang dari survei yang dilakukan Malaysian Employers Federation (MEF), organisasi yang mewakili lebih dari 5.000 perusahaan lintas sektor.

Peningkatan kompensasi ini juga terjadi di tengah transformasi digital yang makin cepat dan meningkatnya kebutuhan perusahaan terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI). Tekanan pada biaya operasional, terutama biaya kesehatan, ikut memengaruhi strategi perusahaan dalam mengatur kesejahteraan karyawan. 

Melansir dari The Edge, Senin, 8 Desember 2025, survei MEF terbaru menunjukkan bahwa pada 2026, pemberi kerja di Malaysia memproyeksikan bonus rata-rata sebesar 2,16 bulan untuk karyawan eksekutif dan 2,02 bulan untuk non-eksekutif. 

Selain itu, perusahaan juga memperkirakan kenaikan gaji rata-rata 5,33 persen bagi eksekutif dan 5,01 persen bagi non-eksekutif. "Kinerja tetap menjadi faktor utama dalam penentuan kenaikan gaji, diikuti oleh kapasitas keuangan perusahaan dan siklus tinjauan tahunan,” ungkap Presiden MEF, Datuk Dr Syed Hussain Syed Husman. 

Pada 2025, tren positif sebenarnya sudah terlihat. MEF mencatat bahwa 82 persen perusahaan memberikan bonus, dengan karyawan eksekutif menerima rata-rata 2,17 bulan, sementara non-eksekutif menerima 1,96 bulan. Di periode yang sama, hampir 90 persen perusahaan menaikkan gaji, dengan rata-rata 5,03 persen untuk eksekutif dan 4,65 persen untuk non-eksekutif. 

Dalam tinjauan terhadap 236 perjanjian kerja bersama di 36 industri, MEF menemukan bahwa kinerja perusahaan (80,1 persen) tetap menjadi faktor terpenting dalam penyesuaian gaji, disusul kinerja individu (64,5 persen). Untuk 2024, rata-rata penyesuaian menyeluruh tercatat 5,06 persen, menandai pemulihan upah pascapandemi yang stabil.

Tak hanya terkait kompensasi, tren ketenagakerjaan 2026 juga menunjukkan percepatan adopsi teknologi. Syed Hussain mengungkapkan bahwa bisnis kini semakin mempercepat transformasi digital, termasuk penggunaan AI. Survei menunjukkan 74,1 persen perusahaan “cukup familiar dengan AI”, meski implementasi masih moderat karena baru sepertiga perusahaan yang benar-benar mengadopsinya. 

Sebanyak 19,1 persen merencanakan penerapan dalam 12 bulan ke depan, 17,6 persen masih ragu, dan 26 persen sama sekali belum memulai. Hambatan terbesar bagi adopsi AI mencakup tingginya biaya implementasi (67,8 persen), keterbatasan keahlian internal (66,7 persen), serta kekhawatiran keamanan siber dan etika (53 persen). 

Halaman Selanjutnya

MEF juga mencatat bahwa hanya 16,5 persen pemberi kerja yang percaya bahwa Malaysia memiliki talenta AI yang memadai. Di sisi lain, keberlanjutan biaya kesehatan menjadi perhatian besar bagi pemberi kerja. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |