Beograd, VIVA – Sidang parlemen musim semi pertama Serbia berubah menjadi kekacauan di Beograd, pada Selasa, 4 Maret 2025.
Hal itu terjadi setelah anggota parlemen oposisi menyela diskusi dengan menyalakan suar dan granat asap.
Sidang Perlemen Serbia Ricuh hingga Lempar Granat Kejut (Doc: Euro News)
Photo :
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Insiden tersebut mendorong pihak keamanan untuk mencegah konfrontasi fisik yang lebih luas setelah beberapa anggota parlemen terlibat dalam perkelahian, dan menyebabkan sidang tersebut dijeda.
Sementara itu, Ketua Parlemen Ana Brnabic mengundang para anggota parlemen untuk kembali ke bangku sidang dan melanjutkan kegiatan mereka.
Sebelum insiden tersebut, anggota parlemen dari koalisi yang berkuasa mengusulkan untuk mengadopsi serangkaian undang-undang yang memberikan konsesi kepada mahasiswa dan pemuda, dan baru kemudian mengakui pengunduran diri Perdana Menteri Milos Vucevic, yang secara efektif akan menandai keruntuhan kabinetnya.
Namun, anggota parlemen oposisi secara vokal menentang agenda tersebut, dengan menyatakan tidak masuk akal untuk mengadopsi undang-undang yang berasal dari pemerintah yang perdana menterinya telah mengundurkan diri.
Perbedaan pendapat keduanya lantas memicu pertikaian singkat yang menyebabkan Brnabic basah kuyup.
Setelah insiden tersebut, Brnabic mengklaim salah satu anggota parlemen, Jasmina Obradovic, menderita stroke yang mengancam nyawa akibat insiden tersebut.
"Wanita itu berjuang untuk hidupnya setelah Anda melemparkan granat kejut ke arahnya," kata Brnabic menuduh para anggota parlemen.
"Anggota parlemen lainnya, yang sedang hamil delapan bulan, juga mengalami syok," tambah Brnabic, dikutip dari Euro News, Rabu 5 Maret 2025.
Anggota parlemen oposisi juga telah menggunakan terompet plastik vuvuzela yang menjadi favorit penggemar sepak bola untuk mengganggu sidang yang sedang berlangsung.
Vucevic mengundurkan diri pada akhir Januari setelah berbulan-bulan protes yang dipimpin mahasiswa atas runtuhnya tenda stasiun kereta api, yang mematikan pada November lalu, yang menewaskan 15 orang di kota utara dan ibu kota daerah Novi Sad.
"(Pemerintah) harus menunjukkan tingkat tanggung jawab tertinggi," kata Vucevic dalam pidato publik pada 28 Januari.
"Agar tidak meningkatkan ketegangan di masyarakat lebih jauh, saya membuat keputusan yang baru saja saya umumkan(yakni pengunduran diri)."
Para pengunjuk rasa menyerbu gedung parlemen Serbia.
Vucevic dan Brnabic sama-sama berasal dari partai SNS yang berkuasa di bawah Presiden Aleksandar Vucic, yang telah mengumumkan rekonstruksi pemerintah yang mendesak dan menyeluruh sebagai tanggapan atas tuntutan para mahasiswa.
Setelah insiden pada hari Selasa, para pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung parlemen di ibu kota Serbia dan memblokir salah satu jalan utama di Beograd.
Halaman Selanjutnya
Perbedaan pendapat keduanya lantas memicu pertikaian singkat yang menyebabkan Brnabic basah kuyup.