Sukatani Minta Maaf ke Polri Terkait Lagu Bayar Bayar Bayar, Tere Liye: Berhenti Denial!

20 hours ago 1

Jumat, 21 Februari 2025 - 08:06 WIB

Purbalingga, VIVA – Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada institusi Polri terkait lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar.

Permintaan maaf ini disampaikan melalui akun Instagram @sukatani.band setelah lagu tersebut viral di media sosial karena mengandung lirik yang dianggap menyinggung institusi kepolisian.

Personel Sukatani, Syifa Al Lufti yang dikenal dengan nama panggung Alectroguy, serta Novi Citra atau Twister Angel, menyatakan penyesalan mereka atas dampak yang ditimbulkan oleh lagu tersebut. Permintaan maaf tersebut diunggah melalui Instagram pada Kamis, 20 Februari 2024.

Band Sukatani

Photo :

  • IG @sukatani.band

"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang berjudul Bayar Bayar Bayar yang mengandung lirik ‘bayar polisi’,” ujar Alectroguy.

“Kami telah mencabut dan menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari semua platform digital. Sekali lagi, kami memohon maaf atas lirik dalam lagu tersebut,” lanjutnya.

Merespons hal tersebut, penulis novel Negeri Para Bedebah, Tere Liye, menyayangkan sikap Polri yang masih mempermasalahkan lirik lagu di tahun 2025. Menurutnya, lirik Sukatani tersebut tidak mengandung unsur berbahaya dan hanya merupakan bagian dari ekspresi seni.

Ia menilai bahwa jika anggota Polri tidak melakukan hal yang disinggung dalam lagu tersebut, seharusnya tidak ada alasan untuk tersinggung.

"Lirik lagu ini biasa saja. Apanya yang berbahaya? Ini tuh cuma lagu. Kalau kamu polisi, dan tidak melakukannya, selow saja. Jika kamu keluarga polisi, fokus saja apakah keluargamu begini atau tidak. Jika tidak, abaikan lagunya," tulis tere Liye melalui Instagram pribadinya, dikutip Jumat, 21 Februari 2025.

Alih-alih mempermasalahkan lirik lagu, Tere Liye justru menyoroti berbagai kasus yang melibatkan aparat penegak hukum. Ia mengungkapkan fakta-fakta yang lebih layak menjadi perhatian publik, seperti kasus korupsi, narkoba, rekayasa kasus, hingga tindakan represif yang dilakukan oleh oknum polisi.

Penulis novel Negeri Para Bedebah, Tere Liye

"Kamu buka matanya lebar-lebar. Ada napi korupsi yang bisa menyuap jenderal polisi agar bisa bolak-balik ke luar negeri. Ada jenderal polisi yang terlibat narkoba. Ada polisi yang merekayasa kasus. Mau korupsi, bayar polisi. Mau jadi polisi, bayar polisi. Ayolah, berhenti menjadi orang hobi banget denial," tegasnya.

Selain kritik terhadap aparat, ia juga menyoroti kebiasaan polisi yang dinilai terlalu sensitif terhadap karya seni. Menurutnya, seni adalah bentuk refleksi sosial dan tidak seharusnya dijadikan alasan untuk menyerang kreatornya.

"Kalau kamu sama lagu saja baper, sama novel baper, sama film baper, besok lusa saat kiamat, nggak kebayang saat kaki dan tanganmu bicara. Apes buat kamu, saat ini terjadi, kamu nggak bisa baper lagi deh," tandasnya.

Lirik lagu Bayar Bayar Bayar dari Band Sukatani

Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi
Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Mau bikin gigs, bayar polisi
Lapor barang hilang, bayar polisi
Masuk ke penjara, bayar polisi
Keluar penjara, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Mau korupsi, bayar polisi
Mau gusur rumah, bayar polisi
Mau babat hutan, bayar polisi
Mau jadi polisi, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Halaman Selanjutnya

Ia menilai bahwa jika anggota Polri tidak melakukan hal yang disinggung dalam lagu tersebut, seharusnya tidak ada alasan untuk tersinggung.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |