Jakarta, VIVA – Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada awal 2025, menunjukkan bahwa hampir 20 persen anak-anak Indonesia mengalami stunting.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada kesempatannya di kegiatan diseminasi hasil SSGI juga menjelaskan bahwa stunting tidak hanya terjadi setelah anak lahir, tetapi sudah dapat bermulai sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, intervensi, salah satunya melalui tenaga kesehatan seperti bidan, menjadi kunci dalam upaya memutus mata rantai permasalahan ini. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan diluncurkan untuk memperkuat peran tersebut. Materi dalam buku ini disusun secara sistematis berdasarkan referensi ilmiah dan masukan para ahli, dengan juga memerhatikan kondisi nyata di lapangan. Di dalamnya memuat informasi praktis mengenai kebutuhan nutrisi esensial di setiap trimester kehamilan, panduan pencegahan risiko komplikasi seperti anemia dan preeklamsia, serta pendekatan komunikasi empatik untuk meningkatkan efektivitas edukasi kepada ibu dan keluarga.
“Bidan merupakan titik awal pendampingan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Dengan hadirnya Buku Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan ini, kami berharap para bidan memiliki referensi praktis yang dapat langsung diterapkan dalam edukasi gizi bagi ibu hamil, sehingga risiko stunting dapat ditekan sejak dini,” ujar Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Ade Jubaedah SSIT Bdn. MM, MKM, dalam keterangannya, dikutip Sabtu 28 Juni 2025.
Senada dengan IBI, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fetomaternal Prof. Dr. dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG(K), menambahkan, kekurangan energi kronis dan kekurangan zat gizi masih menjadi masalah. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, stunting, bahkan komplikasi dan pendarahan pada ibu.
“Di sinilah peran tenaga kesehatan menjadi sangat krusial dalam memberikan edukasi gizi ibu sejak awal kehamilan. Dengan pendampingan dan edukasi yang tepat, kita dapat menekan angka risiko bahkan kematian ibu dan bayi, serta memastikan pertumbuhan janin berjalan sehat dan ideal,” tuturnya.
Health Communicator Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti Pangastuti, turut menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi esensial dan gizi tepat bagi ibu hamil, serta penguatan peran bidan dalam mendampingi ibu selama masa kehamilan. Tingginya partisipasi mencerminkan antusiasme dan komitmen bersama dalam upaya pencegahan stunting serta peningkatan mutu layanan kesehatan ibu dan anak.
“Pemenuhan gizi ibu hamil sangat wajib dan spesifik. Contohnya, DHA dan Omega-3 berperan penting dalam pembentukan serta perkembangan otak bayi, dan tetap dibutuhkan pasca melahirkan karena DHA juga disalurkan melalui ASI. Sementara itu, kalsium berperan penting dalam pembentukan tulang janin sekaligus menjaga kekuatan tulang ibu,” jelasnya.
“Susu khusus ibu hamil, seperti Prenagen, dirancang secara khusus untuk mendukung setiap fase kehamilan secara holistik. Formulanya juga mudah dicerna dan diserap tubuh, dengan kombinasi nutrisi esensial seperti protein, asam folat, zat besi, kalsium, DHA dan Omega-3, yang belum tentu tersedia secara lengkap dalam susu biasa maupun makanan dan suplemen,” jelas dr. Dewi.
Junita, Business Group Manager Prenagen, turut memahami bahwa pendampingan terbaik bagi moms membutuhkan sinergi banyak pihak, termasuk peran penting tenaga kesehatan.
“1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi unggul yang siap menghadapi masa depan. Melalui Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan ini, kami memperkuat kapasitas bidan sebagai garda terdepan edukasi gizi ibu, dengan materi berbasis ilmu dan praktik terkini,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Health Communicator Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti Pangastuti, turut menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi esensial dan gizi tepat bagi ibu hamil, serta penguatan peran bidan dalam mendampingi ibu selama masa kehamilan. Tingginya partisipasi mencerminkan antusiasme dan komitmen bersama dalam upaya pencegahan stunting serta peningkatan mutu layanan kesehatan ibu dan anak.