Banyak yang Ketipu Belanja Online! Platform Ini Berani Pasang Badan

4 hours ago 2

Sabtu, 28 Juni 2025 - 22:08 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah maraknya belanja online, konsumen kini menghadapi tantangan baru, yakni risiko mendapatkan barang palsu serta proses pengembalian dana (refund) yang kerap berbelit dan tak transparan.

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), selama lima tahun terakhir, e-commerce selalu berada di peringkat 10 besar sektor dengan keluhan konsumen terbanyak.

"Untuk refund 29,9 persen dari total aduan, barang tidak sesuai 27,1 persen, penipuan dan pembobolan 7,6 persen. Banyak persoalan berulang di e-commerce. Oleh karena itu, perlu pembenahan sistemik dan pengawasan pemerintah terhadap pelaku usaha," kata Sekretaris Jenderal YLKI Rio Priambodo.

Ia juga menegaskan pentingnya tanggung jawab menyeluruh dari platform digital, mulai dari informasi iklan yang jujur, sistem penyelesaian sengketa yang adil, hingga perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual (HKI).

Di saat banyak platform masih berjuang membenahi layanan, Blibli justru memberi kebijakan perlindungan ekstra.

Anak usaha Grup Djarum tersebut menyatakan siap memberikan kompensasi maksimal hingga Rp25 juta jika konsumen menerima barang yang tidak sesuai atau diragukan keasliannya.

“Apabila ada pelanggan yang menerima produk lalu tidak sesuai atau diragukan keasliannya, sampaikan kepada kami lewat layanan pelanggan 24/7. Kami siap menindaklanjuti secara serius, termasuk pengembalian dana secara penuh dan memberikan kompensasi sebanyak satu kali nilai pembelian, maksimal Rp25 juta,” jelas Lisa Widodo, COO dan Co-Founder Blibli.

Kebijakan ini dinilai selangkah lebih maju dibandingkan pemain lainnya. Tak hanya memberi jaminan uang kembali, kompensasi tersebut memperkuat posisi konsumen sebagai pihak yang harus dilindungi penuh dalam transaksi digital.

“Kepercayaan pelanggan tidak bisa dibangun dengan promosi semata. Harus ada jaminan nyata yang bisa dirasakan, terutama saat pengalaman belanja tidak berjalan sesuai ekspektasi,” tuturnya.

Sikap seperti ini bisa menjadi standar baru dalam industri. Ketika pemain lain masih fokus pada volume transaksi, ada yang mulai menyadari bahwa loyalitas hanya bisa dibangun dari rasa aman dan perlindungan konkret.

Halaman Selanjutnya

Kebijakan ini dinilai selangkah lebih maju dibandingkan pemain lainnya. Tak hanya memberi jaminan uang kembali, kompensasi tersebut memperkuat posisi konsumen sebagai pihak yang harus dilindungi penuh dalam transaksi digital.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |